Halaman

Sabtu, 31 Desember 2016

Random 9: Nikahan mbak sepupu

Bismillah...

Bulan Oktober (tahun) lalu mbakku-sepupu satu buyut denganku (sebut saja namanya mbak Anu)  menikah dengan teman pramukaku jaman SMP, sebut saja namanya si Ini. Hampir semua teman SMP, yang rumahnya satu dusun denganku dapat undangan, kecuali aku! Masa’ si MKS-tetanggaku- yang statusnya hanya mantan teman SMP saja dikasih undangan, sedangkan aku yang notabene adalah saudaranya sendiri, malah nggak dikasih?! Aku kan jadi sebal dan su'udzon!

Singkat cerita, H-1 acara resepsi, mbak Anu kepengin tangannya digambari pakai henna. Nah akulah yang didapuk sebagai seksi corat-coret. Meski aku sudah diundang secara langsung jadi seksi  corat-coret, tapi rasanya seperti kurang afdhol kalau nggak dapat undangan berwujud kartu. Alhasil, pas lagi nggambarin tangannya mbak Anu, aku langsung protes menanyakan perihal kenapa aku tidak dikasih undangan. Dan ternyata, aslinya tuh aku juga dikasih undangan. Undangannya dikumpulin jadi satu sama undangannya MKS dan teman-teman lainnya. Lhah? Kalau begitu, undanganku nyelip di mana ya?!

"Kalau gitu, pinjam undangannya satu donk, pengen lihat..." kataku.
"Untung masih sisa satu, nih!" jawab mbak Anu sambil menyodorkan undangan walimahannya.

Jika umumnya dalam undangan walimahan, nama mempelai ditulis lengkap beserta gelar akademisnya, di undangan mbakku nggak gitu. Kata mbakku sepupu, tradisi kantor calon suaminya juga tidak menyertakan gelar pada undangan yang dibagikan. “Biar nggak riya”, katanya...

Wow... Ini langka, man! Anti mainstream. Biasanya gelar akademik itu sengaja dijadikan ajang pamer lho. Mau bukti? Simak terus. :p

****


Acara menggambari tangan menggunakan henna belum selesai, eh sudah ada tamu yang kepengin bertemu dengan calon manten. Menggambarpun dipending dulu, dan tangan yang belum kering karena digambari, akhirnya dipakai buat salaman. Hasilnya... ya belepotan lah~

Karena acara menggambari tangan dipending, aku jadi dapat tugas untuk menunggu kotak duit (kotak tempat dimasukkannya amplop dari tamu yang hadir), sampai penunggu aslinya datang. Nah, pas nungguin kotak duit itu, ada seorang oom-oom yang menyerahkan amplop, dan di amlopnya ditulisi nama plus gelar akademik. Panggil saja dia dengan nama Oom Nganu. Ditulis lengkap dengan gelarnya menjadi Nganu, S.Pd., M.Pd. Tuh kan, serasa pameran gelar. ^0^

Kenapa aku bilangnya serasa pameran gelar? Karena inikan bukan acara akademis yang membutuhkan pengakuan gelar. Inikan cuma acara walimahan. Dan lagi: si oom Nganu ini, sudah bergelar M.Pd, tapi masih menuliskan gelar strata S-1 nya di depan gelar S-2 nya. Aku kan jadi su'udzon bahwa dia memang sengaja pengin pamer gelar. Padahal belum tentu juga sih ya. Soalnya, niat per masing-masing orang, mana ada yang tahu, kecuali dia sendiri sama yang di atas. :,v

****
Belepotan? Aaahhh, ga terlalu kelihatan kug. -_-


Teman SMP

Meski kami adalah saudara satu buyut, dan pernah menjadi teman sekelas sewaktu SMP, tapi aku dan mbak Anu ini tidak seakrab aku dengan kompi A. Ternyata, mbak Anu ini punya golongan darah AB, sama seperti golongan darahku, dan akhirnya dia menikah dengan –si Ini-, yang golongan darahnya O. Padahal kalau di komik golongan darah, selalu digambarkan bahwa AB dan O suka sekali silang pendapat. Dan di komik golongan darah, si AB juga digambarkan selalu meremehkan si O. Aku jadi takjub sewaktu mbakku memanggil si Ini dengan sebutan Mas, kesannya menghormati syekali. Padahal bisa dibilang kami bertiga seumuran. -_-Yaiyalah, wajar donk kalau mbak Anu menghormati si Ini... Diakan calon suaminya!

Kenapa aku takjub? Lha wong si Ini nih dulunya juga teman SMP kami. Malahan dia tiga tahun berturut-turut sekelas dengan mbak Anu. Tiga tahun di SMP, mbak Anu selalu gonta-ganti pacar, sedangkan si Ini... Dia mah tipe kalem. Tiga tahun berturut-turut dia jadi teman pramuka-ku. Pas SMA pun dia juga satu sekolahan denganku. Orangnya memang pendiam tingkat dewa. Mbakku saja bilang, kalau nggak duluan disapa di whatsapp, nih anak pasti nggak ada inisiatif menyapa blas!

****

Rempong cyiiin...

Sewaktu beralih jadi seksi penunggu kotak duit, aku bisa memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang. Waktu itu, dekornya juga belum selesai dipasang.  Masih ada beberapa detil yang terlewat. Mbak Anu -yang duduk di samping ayahnya dan si Ini- kelihatan bĂȘte, karena hasil dekor-nya tidak seperti harapannya. Mbak Anu mulai beradu argumen dengan ayahnya. And she's start crying! Beuhhh... high tension here. Hari H-1 memang sepertinya bikin suasana menjadi lebih tegang. Mulailah si Ini menenangkan mbak Anu. Saat itu, kupikir si Ini bukanlah si Ini temanku pramuka yang dulu kukenal. Dia berubah, man! (=..=)

Melihat dan memperhatikan orang-orang yang membantu di rumah mbak Anu, membuatku berpikir bahwa upacara pernikahan itu rempong syekali. Mulai dari A sampai Z, telah disusun sedemikian rupa. Kemungkinan besar, setiap upacara pernikahan paling tidak, juga akan menimbulkan kerempongan yang kurang lebih sama. Aku jadi bertanya-tanya, apakah mereka juga sudah mempersiapkan rencana kehidupan after party?

Kan bisa gawat kalo rencananya cuma difokuskan ke pesta upacara simboliknya doank, sedangkan after ceremony  malah nggak ada persiapan.

Emangnya, ada yang seperti itu, cyin?
Tentu saja ada...

Ada yang lebih suka hanya berfokus pada persiapan upacara pernikahan. Just focus on the ceremony. But didnt pay any attention to the life after ceremony. Akibatnya? Upacara pernikahannya sih bisa dibilang megah, tapi pernikahannya sendiri hanya seumur jagung. Contohnya? Ada. Tetangga depan rumahku. Pesta pernikahan dua hari dua malam. Semua among tamu, berbulan-bulan sebelumnya diberi bakal kain kebaya biar bisa seragaman. Tamunya sampe 2000-an orang. Kug tahu? Tahu donk. Gw kan jadi personel penjaga kado, bersama dengan 3 orang mbak lainnya. Upacara pernikahan ala kampung, biasanya cuma pakai 2 orang penjaga kado dan amplop. Ini mereka butuh 4! So, apakah kemegahan pesta resepsi menjadi tolok ukur akan langgenggnya sebuah pernikahan? Nope.

Trus apa yang musti difokusin? Ya kehidupan after ceremony lah. Ibarat para pelaut yang akan pergi berlayar mengarungi lautan, upacara pemberangkatannya sebagai tanda perpisahan pada kehidupan lama untuk menyongsong babak baru-. Setelah upacara pemberangkatan dan ketika berlayar menuju tujuan, pastinya bakalan ada badai serta halangan yang merintang. Jadi, alangkah baiknya jika sebelum berlayar, bahkan sebelum upacara- sudah menyiapkan bekal dulu. Apa jadinya kalau bekalnya baru disiapkan setelah upacara? Keteteran lah~

Tapi...
Ngumpulin bekalnya jangan kelamaan juga. Nanti malah nggak segera berlayar gegara takut akan halang rintang yang akan menghadang. Takut kurang bekal, takut kurang siap, and so on and so forth...

Seperti kata sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu:
"Bila kau cemas dan gelisah akan sesuatu, masuklah ke dalamnya, sebab ketakutan menghadapinya lebih mengganggu daripada sesuatu yang kau takuti sendiri."
Nasihat ini terutama berlaku buat gw yang terkadang suka paranoid sendiri... -_-

****

Ibroh:

1. Jodoh datang dari arah yang tak terduga. Siapa tahu, jodoh yang kita nanti-nantikan bukanlah orang yang jauh dari negeri antah berantah. Bisa jadi dia adalah teman masa kecil kita, mantan tetangga kita, teman sekolah, teman seorganisasi, tetangga kita sendiri, atau siapapun itu yang 'garis edarnya' sama dengan 'garis edar' kita.a

2. Kalau menurutku pribadi, sih... Pernikahan bukanlah sebuah akhir. Tapi merupakan sebuah permulaan untuk mengarungi babak baru kehidupan. Maka jangan hanya fokus pada upacara simboliknya saja, tapi lebih fokuslah pada kehidupan setelah upacara pernikahan. Dan mau dimantu atau tidak, dimantu megah atau biasa, itu bukan menjadi tolok ukur bakal langgeng atau tidaknya sebuah pernikahan.

3. Karena idealnya pernikahan adalah bertujuan untuk menjadi pribadi yang lebih baik, maka selektiflah dalam memilih partner hidup. Pilihlah yang bersedia menjadi partner kita. Karena percuma saja jika dia seganteng Gaspard Ulliel dan sedermawan Christiano Ronaldo, atau secantik Alexandra  Botez dan seseksi Katrina Kaif, dan sejenius Nikola Tesla; tapi nggak mau menjalani hidup bersama kita.

Ingat selalu wejangan bang Tere Liye:
"Jodoh yang baik itu bukan ketika dia memenuhi seluruh kriteria yang kita inginkan. Memiliki segalanya.
Jodoh yang baik itu, pertama-tama, pastikan dia mau dulu sama kita. Toh, kalaupun dia tidak memiliki segalanya, minimal dia mau menghabiskan waktu hingga tua bersama kita lebih dari segalanya."
-Tere Liye

Sekian, dan terimakasih.
Have a nice day, and see you all next year.  ^0^

****

PS: Khusus buat mbak Anu kalau ternyata membaca tulisan ini, nanti jika suamimu macem-macem, suruh dia nyebutin Dasa Dharma Pramuka satu sampe sepuluh aja, mbak. Trus ditagih deh tuh Dasa Dharma. :v


42 komentar:

  1. dimantu itu maksudnya diadain acara ngunduh mantu gitu?

    jadi inget omongan salah satu artis jaman dulu. katanya kalo pas ribut sama pasangan mereka bakal nginget kalo ongkos nikahan mahal, jadi mesti langgeng pernikahannya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dimantu maksudnya diadakan pesta, mbak. Baik di pihak perempuan ataupun di pihak laki2. Kalo di daerahku, istilah ngunduh mantu hanya digunakan utk pihak laki2. Jadi, setelah di tempat si perempuan diadakan pesta resepsi, biasanya beberapa hari kemudian pihak keluarga laki2 yg giliran mengadakan pesta (pihak perempuan mengantarkan kedua mempelai ke rumah pihak laki2), dan disebut ngunduh mantu.

      Kalo sekarang mah, nikah tinggal ke KUA. Dan itupun gratis, katanya. Soal mahal tidaknya ongkos, tergantung akan dimantu apa tidak. :D

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
    Balasan
    1. :,)

      Meski rasanya seperti sedang ditampar dan ditusuk dari belakang, tapi terimakasih sudah mengingatkan, bahwa saya terkadang memang keterlaluan.

      Saya sudah mencoba meminta maaf lagi, tapi entahlah...

      NB: Maaf kalau komentar jenengan saya hapus. Saya sangat tidak suka menjadi pusat perhatian.

      Hapus
    2. "Saya sangat tidak suka menjadi pusat perhatian".

      hahaha, memangnya siapa yang tertarik perhatiin kamu? ane udah lihat akun twittermu. di header, kamu berfoto dari belakang. di ava, kamu nutupin muka dengan helm. jelas sudah, kamu pasti sadar kalau sangat jelek. sebegitu jelek sampai sangat malu nunjukin muka. jadi siapa yang tertarik merhatiin kamu?

      ngomong sendiri "sangat tidak suka menjadi pusat perhatian" tapi kelakuannya gak tahu malu dalam mencari perhatian. kalo udah sadar mukanya sangat jelek, mestinya perhatiin sikap, biar gak sejelek muka.

      Hapus
    3. Wow... argumentum ad hominem dan straw man fallacy, di saat yang bersamaan.
      :D

      Hapus
    4. Wow! Saya gak tau apa yang terjadi alur komentar-komentaran ini... Tapi, wow!

      Hapus
    5. Wow, kenapa malah menyimak komentar bukannya menyimak tulisan? -_-

      Hapus
  3. Lha kan sedulurnya mah otomatis kudu tau, perlu rewang juga otomatis, masa' kudu di kasih invitation juga? Dan ternyata JODOH itu ma khaitsu laa yahtasib juga ya? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, memang sudah diberitahu, dan sudah jadi rewang. Tapi ada yg janggal kalo gak dapet undangan.

      Datangnya dari arah yg tak disangka2, memang seperti rezeki dan ajal.

      Hapus
    2. minta potomu, dong ... *CV Bhahahaha

      Hapus
    3. Foto apa? Di instagram sudah ada foto hasil jepretanku, kan?
      Kalo foto muka, di postingan muka angker, sudah ada.

      Hapus
  4. Ada konten sensitif yah di sini? Kok jadi ga enak gitu ya bacanya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagian mana yg terkesan sensitif? Kutip donk. Ntar gw tinjau lagi, kalo sekiranya perlu diedit, ntar gw edit. :D

      Hapus
    2. Ga tau, makanya saya nanya. So far so so.

      Hapus
    3. So far so so? Apa ini maksudnya? -_-


      Setahuku sih gak ada yg sensitif. Atau jangan2, gw nya saja yg gagal paham tingkat sensitivitas orang per orang. Makanya butuh kutipan, bagian manakah yg so far so so?

      Hapus
    4. Khukukuku...
      Ga usahlah dibahas, komentar ini terlalu random.

      Hapus
    5. Patah hati membuat tertawamu jadi aneh, eh?

      Gak jadi bahas komentar, bahas tulisan terbarumu itu. :p

      Hapus
    6. Yaelah, tulisan baru dimana?
      (Terlalu banyak blog)

      Hapus
    7. Blog mu yg kutahu cuma great piscean. Ada lagi? Yang dulu pernah dihapus dihidupkan lagi?:D

      Hapus
    8. Khukukukuku...
      Ternyata singgah di GP ya...
      Nggak, yang dihapus ya dihapus. Gitu aja.

      Hapus
    9. Jangan2 sekarang kamu jadi anggota ku klux klan ya? Ketawanya khukukuku mengerikan. -_-

      Hapus
  5. aku dulu juga pas nikah ga nyantumin gelar
    karena emang ga punya gelar, haha :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi, kalo waktu itu sudah punya gelar, bakal dicantumin juga? Wah...
      :D

      Semoga selalu langgeng ya John.

      Hapus
  6. I love you
    Ich liebe dich.
    ^_^

    BalasHapus
  7. ini rupanya blog cewek gak tahu malu yang lagi rame itu, hahaha. nulis postingan pake bismilah, penampilan kayak islami banget, tapi ternyata eh ternyata cuma buat nutupin kebusukan yang sekarang akhirnya terungkap. kelakuanmu emang menjijikkan sih ya, malah lonte aja gak sampe segitunya. lonte mungkin hina, tapi mereka gak sampe ngejar2 laki apalagi sampai mencampuri urusan hidupnya. lah kamu sok islami tapi kelakuan lebih hina dari lonte. xixixixi

    BalasHapus
  8. hei cewe bejat, gimane nih kabarna? ngumpet karena malu ketahuan memeknya kegatelan ya? hahaha, gara-gara memek gatel ingin ngerasain kontol, orang2 pada tahu semua. ngakak gw! jadi gimana saran kita2 kemarin, soal mentimun itu? udah dicoba? kalo mentimun kebesaran (secara memek lu kecil banget), coba pake gagang sapu. bersihin aja tuh gagang sapu, terus masukin ke memek lu. gitu kali bisa ngobatin memek lu yang kegatelan.

    eh iya, stalking cowo kagak bisa ngobatin memek yang gatel. jadi gak usah buang waktu ngobatin memek gatel dengan stalking2. percuma, yang ada lu malah makin kegatelan. jadi daripada stalking, lu cari aja gagang sapu kayak gw saranin tadi, terus masuki ke memek lu.

    numpang nanya ya. kalo muka lu aja udah sejelek itu, kira-kira memek le sejelek apa? yang kayak gitu lu tawar-tawarin ke cowo? yg ada mereka pada muntah! hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Weew, kangen ya? Sampai dibela-belain bikin akun segala. :p

      Gw lagi galau nih. Kalo di sini gw kena bully mulu, herannya di dunia nyata malah ada yang mau sama gw. Kali ini, initialnya K. Galaunya gw, gw kali ini musti nolak pakai alasan apa lagi. Gw kan gak mau jadi tipe 'jerk' mulu. Atau, gw terima aja ya, daripada bingung nyari-nyari alasan mulu. Salah-salah gw dikira maho beneran nih. Tapi gw gak mau juga kalo akhirnya menerima seseorang hanya karena 'gak enak nolak mulu', atau 'gak enak jadi jerk mulu, atau 'sebagai pembuktian bagi tipe manusia macam kalian'. Ibarat input yg salah, maka akan menghasilkan output yang salah; niat yg salah lebih mungkin akan menimbulkan hasil yg salah pula. Padahal gw kan masih agak-agak philophobia gimanaaa gitu loh. Tahu kan apa itu philophobia? Jadi bingung kan gw nya. Diterima atau nggak nih dianya?

      Kata adiknya nenek gw, perempuan jangan nolak laki-laki. Mungkin kamu juga punya prinsip serupa kali, sist. Saran-saranmu sedikit banyak merepresentasikan prinsip itu sih. Tapi gw udah kesekian kalinya ini menolak laki-laki. Apa gw kena karma ini namanya ya? Sebodo amat lah, ada yang lebih penting buat dipikirin daripada membahas karma. Atau, daripada gw bingung nyari-nyari alasan buat nolak, gw terima aja ya yang satu ini? Kalo menggunakan bahasamu mungkin: lumayan juga kan, gak perlu nawarin diri udah ada yg nyamperin. Tapi, anxiety yg gw idap gimana ya kira-kira, apa bakal sembuh atau malah tambah parah. Di sinilah gw bakalan mulai berhipotesa lagi. Mulai bingung lagi dengan jawaban dari pertanyaan, 'what if'. Padahal kan kita tidak boleh berandai-andai kan ya, gw pun sebenernya udah memotivasi diri dengan kalimatnya Mark Twain yg berbunyi, "twenty years from now, you will be more disappointed by the things that you did'nt do, than by the ones you did do, bla bla bla bla..."

      Mbuhlah~

      Hapus
  9. lu kayaknya ingin banget ya keliatan pintar, sampe ngutip2 gitu segala macam dan njawab panjang lebar sok pintar. lu pikir terus ada cowo yang ketarik krn ngira lu pintar gitu? hahaha, ngimpi!

    "herannya di dunia nyata malah ada yang mau sama gw. Kali ini, initialnya K."

    gw tahu inisial itu. KONTOL? keknya lu emang udah kegatelan, dan udah pingin banget ngerasain kontol, sampe segitunya. iya, gw paham, tipe2 cewe kek lu, yg sok penampilan muslimah, nyatanya memeknya kegatelan. ya lu itu buktinya. penampilan kek cewe alim, tapi kelakuan kek lonte. ngejar2 cowo sampe gak tau malu. mestinya lu malu sama penampilan lu yang sok alim itu. lebih itu, mestinya lu malu sama muke lu yang jelek itu. tapi ya gitu sih ya, namanya juga cewe lagi gatel. kalo memek udah gatel pengin ngerasain kontol, ya gitu itu kelakuannya, jadi lupa harga diri dan gak tahu malu.

    "Galaunya gw, gw kali ini musti nolak pakai alasan apa lagi."

    hahaha, lu pikir ada yg percaya kalo ada cowo ngejar2 lu gitu? si K alias KONTOL itu? kalau pun ada, ya baiknya terima aja, daripada lu kegatelan. ya udah terima, trus rasain tuh kontolnya, biar gatel2 di memek lu terobati. biasanya cewe kegatelan kayak lu baru waras setelah memeknya dimasuki kontol. saran gw, kalau emang ada cowo yg mau sama lu, terima aja. lagian, belum tentu ada cowo lain yang mau sama lu. inget, muka lu udah berantakan gitu. kalo ada cowo yang mau sama lu, gw juga gak bisa bayangin seancur apa cowo itu, kok mau2nya sama lu.

    sebenarnya gw mo komen panjang, tapi lu biasanya gak munculin. coba gw mau lihat, komen gw ini dimunculin gak. kalo dimunculin, gak usah jawab sok2 pinter, krn gak ada gunanya. kalo gak dimunculin, ya emang dasar lu perek, cewe kegatelan, muka ancur, tapi sok-sokan & gak tahu malu. najis lu!

    BalasHapus
    Balasan
    1. No, dear... i'm not trying to prove that I'm a smart person. We all know that I'm so stupid. I did all those stupid things. Trying to healing someone's wound, but instead healing, i just make it worse. I can't go back to the past and undo what i've done. Yeah, I'm so stupid.

      Since i'm out of the game, you could call me a loser. I won't take any revenge, cause it will make the situation get worse. I'll just trying to moving on, getting new chapter.

      Dan karena kita berdua sama2 care pada orang yang sama, kenapa kamu tidak fokus saja untuk membantunya menyembuhkan luka, alih2 malah meluangkan waktu untuk mengganggu seorang yang jelas2 telah kalah.

      Jika kamu benar2 peduli padanya, dekati dia, dan sembuhkan lukanya. Itu sepertinya lebih baik, daripada menghabiskan waktu berhargamu untuk menjadi hatter-ku. :D

      Hapus
  10. mau bersikap sok bijak sekarang? sok ngakuin bodoh? yang lu lakuin itu bangsat! cuma cewe kegatelan yang ngelakuin yg lu lakuin. sekarang lu bilang "Trying to healing someone's"? hahaha, lu cuma mo caper, ngarep punya cowo, tapi lu gak ngaca! mestinya lu ngaca dulu, dan nyadar kalo lu jeleknya amit-amit! kenapa lu gak ngakuin aja kalo lu emang jelek? kalo lu udah nyadar dan mau ngakuin lu emang jelek, seenggaknya lu bisa sadar diri dan gak ngarep macem2 apalagi sampe caper dgn cara memalukan.

    masalah lu cuma satu. lu kegatelan! memek lu yang sejelek muka lu itu udah gatel pengin ngerasain kontol! cewe sebodoh apapun kalo memeknya gak gatel ya masih waras. lah elu udah tolol, jelek (sampe gak pede nunjukin muka), sementara memek lu gatel. akibatnya spt yang lu lakuin. muka udah jelek gak karuan, kelakuan lebih parah!

    gw komen ini krn berharap lu nyadar diri. kalo lu jelek banget, tolol, kegatelan, dan kelakuan lu udah malu-maluin sesama cewe seolah semua cewe emang serendah dan senista lu. mestinya lu mikir goblog! cewe tapi gak tau malu. yang cantik aja masih tahu malu, elu udah jelek gitu gak tau malu. udah, sumpal aja memek lu yang kegatelan itu pake apa kek, biar gatel di memek lu selesai, biar gak bikin masalah ke orang lain. taik anjing lu!

    BalasHapus
  11. In Xanadu did Kubla Khan.
    A stately pleasure- dome decree:
    Where Alph, the sacred river, ran.
    Through caverns measureless to man.

    Sebahagiamulah~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya, aliran komentar-komentar ini sangat menyakitkan sekali. Kamu ngapain sih dulu En? Saya yang baca aja sampai panas mata panas kuping.

      However, makin ke bawah makin jelas karakternya masing-masing.

      *grabs popcorn

      Hapus
    2. Kamu aja sampai panas mata panas kuping, si Oyis yang juga baca sampai kepala pening, lha efeknya ke aku malah lebih parah dari kalian. :D

      It's on my past, dan tindakan-tindakanku itu berdasarkan tanda serta petanda. Ingat ttg foto orang yang tidak bisa penjumlahan 2+2? Apa yang aku lakukan adalah semacam membaca tanda dan memaknainya, sedangkan kita tahu bahwa memaknai tanda itu subjektif sekali. In short word, aku salah membaca dan mengartikan tanda, yang pada akhirnya membuatku salah mengambil kesimpulan dan salah mengambil tindakan. Watashi wa baka desu. :(

      Jika ingin cerita detilnya, itu akan menyita waktu lama. Karena ibarat melihat sepotong scene, tidak akan sama seperti ketika melihat film secara utuh. Kita tidak akan paham sepenuhnya mengenai sebuah teks, ketika tidak melihat konteks; kamu tidak akan memahami kenapa aku berbuat demikian, jika tidak paham dengan cara berpikirku. Begitulah. Komen di atas dan tulisan di site lain adalah sebuah scene, berupa sepotong kejadian; sedangkan keutuhan ceritanya harus dilihat dari beberapa tahun lalu. Yang Oyis katakan setelah melihat keseluruhan scene (berupa tanda dan petanda, yg tentunya hampir semuanya dari sudut pandanganku; kalo penasaran, biar paham analogi ini, coba lihat film Flipped) adalah, "Sebaiknya kami gak usah bersinggungan lagi. Buka lembaran hidup baru."

      Susah payah untuk moving on, karena rasa terlanjur sayang pada suatu hal atau seseorang, memang tidak bisa dihilangkan dengan mudah. Apalagi jika rasa tersebut sudah mengakar sedemikian lama. Butuh proses dan butuh waktu. Some peoples shape-shift thus deeply love into hate feeling, but I'll shape-shift it into another kind of love, brotherly and sisterly love, perhaps...?

      Masih ingat dg materi 3 jalan kebahagiaan yang kemaren aku share?
      "Ada penderitaan akibat manusia melekat pada sesuatu. Dia tidak mau melupakan objek kesedihan dan kegelisahan. Seseorang selalu mengingat pada objek yang dicintai dan dibenci, dibayangkan dan dipikirkan secara berulang-ulang, tidak mau melepaskannya, tidak dapat melupakannya, inilah kemelekatan. Akibatnya timbul penderitaan yang mengerikan."

      Nah, dengan menceritakan kronologinya secara utuh, maka itu sama saja bahwa aku harus mengingat dan melekatkan lagi, hal yang (tampaknya) lebih baik untuk aku lupakan. Ini akan membuatku gagal move on lagi. So, (sepertinya) mending tidak perlu dibuka lagi itu lembaran lama. Because the past is in the past.

      Aku sudah meminta maaf, tapi tidak dimaafkan. Nampaknya, tidak ada lagi yang bisa kulakukan, so at this time, I am officially out of the game.

      PS: maaf jawabannya panjang nian.

      Hapus
  12. bah! kok ribet amat jawaban lu? malu ya kalo ngasih cerita sejujurnya?

    bilang aja ke temen lu, kalau memek lu kegatelan ingin ngerasain kontol. tapi karena muka lu jelek banget, jadinya gak ada cowo di dunia nyata yang tertarik sama lu. jadi lu nyoba nyari kontol di dunia maya, berharap ada cowo yang bisa ngobatin memek lu yang kegatelan. sialnya, lu salah milih cowo! dasar lonte kegatalen! penampilan sok alim, tapi memek ditawar-tawarin. anjing lu!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hadaaahhhhhh...
      Sebahagiamulah mbak~
      :p

      Hapus
    2. Oke, saya mulai terbiasa dengan semua ini.

      Hapus
  13. hadeh ... baca post sama baca komen jadi ngabisin kopi 2 baskom, hehehe ... seru ya disini, apa kabar semuanya? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi kopinya bukan kopi sianida kan om? Wkwkwk
      Lebih seru lagi kalo teman2 ku pada ikutan komen. Tapi gak aku bolehin. Nanti kesannya malah seperti keroyokan.

      Kabar baik, alhamdulillah, insyaAllah super.

      Hapus
  14. gara2 minyak cap kapak, gue baca komentar2 "wow", nice post

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wadooo...
      Haha~
      Maaf kalo beberapa komen mungkin bikin iritasi mata ya bro.

      Hapus

Komentarmu tak moderasi, artinya ya aku baca dengan seksama, dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Komentarmu = Representasi dirimu.
Ojo saru-saru lan ojo seru-seru. Ok dab?