Bismillah...
(Postingan ini kutulis tahun 2013 dan baru ku upload sekarang, wkwkwk)
Sudah nonton film 5 cm? Apa yang kamu tangkap dari film itu? Rasa solidaritas dan nasionalisme kah? Temanku menangkap pesan tentang rasa nasionalisme serta solidaritas dari film ini. Setelah nonton film 5 cm, dia juga bilang, ingin sekali naik gunung Bromo.
Beda orang, beda pesan yang ditangkap. Rata-rata sih bilang jadi pengen naik gunung Bromo atau terkesan oleh solidaritas lima sekawan. Tapi ternyata... antara aku dan adikku, punya kesamaan penangkapan kesan yang agak berbeda dari opini kebanyakan orang yang sudah nonton. Kesan yang kami tangkap bukanlah tentang rasa solidaritas sesama teman, atau rasa nasionalisme ataupun mendadak ingin naik gunung. Kesan yang berhasil kami tangkap adalah... kami berdua sama-sama ingin makan mie rebus!
Aneh? Kupikir tidak juga tuh. Dalam beberapa adegan yang terdapat pada film 5 cm, ada sejumlah scene yang menampilkan kelima sekawan sedang makan mie rebus. Ada juga yang menampilkan salah seorang pemain, yang sedang menikmati mie rebusnya sendirian. Sebagai tambahan, aku dan adikku menonton film ini ketika bulan puasa tahun lalu, dan kami menonton di laptop masing-masing.
Adakah subliminal stimuli di film ini? Aku tidak tahu secara pasti. Namun, efek yang di dapat setelah menonton film, antara aku dan adikku, setidaknya menunjukkan cara kerja sebuah pesan subliminal. Bedanya, kalau adikku, bawaannya kepengen makan mie dengan merk yang sama dengan mie yang ada di film; sedangkan aku lebih memilih makan mie rebus yang endorser-nya Edwin Lau. Hwehe~
Efek subliminal dalam sebuah komunikasi, memang masih sangat diperdebatkan. Menurut Strahan, Spencer, dan Zanna (2002), pesan subliminal hanya bisa mempengaruhi perilaku seseorang bila orang tersebut telah mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu. Pesan subliminal hanya dapat mengarahkan keputusan seseorang, tapi tidak bisa mendikte seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin dia lakukan. Mbulet?
Contoh gampangnya begini, aku dan adikku, saat itu sedang puasa. Nah, ketika itu, aku dan adik memutuskan untuk
menonton film. Judulnya 5 cm. Kami tidak menyangka bahwa film ini akan memuat
adegan orang yang sedang makan mie. Berhubung kami sedang lapar mata (atau
lapar betulan?) gegara puasa,
jadilah kami waktu itu ingin makan mie rebus plus telor, sama seperti
adegan dalam film. Bedanya, adikku ingin makan mie dengan merk yang sama seperti mie di film; sedangkan aku pengennya mie yang diiklankan
oleh Edwin Lau.
Berasa de ja vu deh nulis paragraf barusan.
Mie rebus pake telor |
Begitulah cara kerja sebuah pesan subliminal. Mengirimkan pesan kepada alam bawah sadar seseorang, dan ketika pesan itu senada dengan kondisi bawah sadar seseorang, maka orang tersebut akan melakukan aksi, dengan dorongan naluri yang berasal dari alam bawah sadar tersebut. Jika waktu itu aku dan adik tidak sedang lapar, kemungkinan kami juga tidak ingin segera makan mie setelah nonton film 5 cm.
Tapi mbuh juga dink. Haha~
Hmmm, sayang banget aku blm nonton film 5 cm. Kayaknya musti nonton dulu nih... :D
BalasHapusJangan. Mending nonton yang lain saja. 🤣🤣
HapusLho Enha udah ngepost lagi toh?
BalasHapusNomton orang makan di film atau drama emang kadang bikin kepengen makan yang mereka makan. Apalagi kalo adegan makannya lahap banget.
Nonton orang Korea makan pasti bikin pengen ikut makan. 🤣
HapusAku kalo lagi males makan, biasanya nonton channel youtube nya Fume, Sio atau Dorothy. 🤣🤣