Halaman

Sabtu, 11 Mei 2013

Tersasar ke Misery Land

Jalan-jalan di dunia maya membuatku terlena. Entah sudah berapa waktuku yang terbuang hanya untuk melakukan ritual ini. Selalu saja ada tempat singgah baru, yang aku temui dalam perjalananku. Dengan berbekal peta bernama Google, aku telah mengunjungi beberapa tempat di belahan dunia cyber ini.

Salah satu perjalananku waktu itu, adalah misi pencarian profil seorang tokoh yang dua buah bukunya sedang aku baca. Tak puas rasanya jika hanya membaca profil sekilas yang tersemat di bagian belakang buku. Mulailah kuketikkan namanya di mesin pencari: Z.A Maulani. Dan keajaiban pun terjadi, beberapa fakta yang tidak kutemukan di bagian profil penulis, tertulis lengkap di Google. Ternyata Pak Z.A Maulani sudah almarhum! Syok tentu saja, tapi mau bagaimana lagi.

Perjalananku mencari profil pak Z.A Maulani inilah yang mengantarkanku ke sebuah blog usang. Blog yang terakhir diupdate tanggal 18 Januri 2007. Sebuah blog dengan nama: Misery Land. Aku tiba di sana karena tertarik oleh sebuah tulisan berjudul in Memoriam ZA Maulani.

Blog Misery Land
Blog Misery Land

Sesuai dengan namanya, background blog ini menggunakan warna hitam. Dari tampilannya, blog ini terkesan kelam dan tak menyimpan kehangatan. Tapi ternyata, isi blog ini tak melulu menyajikan cerita-cerita sedih yang menyayat hati. Justru dari kunjungan pertamaku ini, aku langsung tertarik, dan membaca begitu banyak postingan yang ada di sana.

Padahal di blog ini, aku tidak menemukan profil lengkap pak Maulani yang sedang aku cari. Tapi kenapa aku begitu betah membacanya? Mungkin karena aku terlampau senang, karena sudah tersasar di sebuah blog seorang jurnalis. Haha, obsesi menjadi seorang jurnalis ternyata masih mengendap di dalam benakku.

Satu kesamaan yang kutemukan dari penulisnya -yang akhirnya aku tahu kalau namanya adalah Wahyu Sibarani- Oom Wahyu dan aku sering menggonta-ganti kata penunjuk diri yang digunakan: aku, saya, gue. Haha, ternyata orang yang labil menyebut dirinya sendiri, bukan aku seorang! Bedanya aku masih akan menambahkan beberapa kata seperti eike dan ane. :P

Beberapa postingan awal Misery Land mengingatkanku akan sebuah ungakapan: “Bad News is a good news”. Betapa senangnya seorang jurnalis ketika mendapat sebuah jatah liputan, meskipun liputan tersebut adalah liputan tentang musibah. Semakin besar musibahnya, semakin heboh pula liputannya. Well, jurnalis hanya seorang manusia yang juga butuh makan! Jurnalis bukan seorang robot, dia masih punya hati nurani. Dan inilah yang terkadang membuatnya ikut menangis, ketika melihat fakta di lapangan.

Di Misery Land, Oom Wahyu membahas banyak hal, yang tentu saja selalu berkaitan dengan dirinya. Mulai dari postingan rutinitas keseharian dari yang lucu sampai yang galau segalau-galaunya, postingan tentang protes yang lumayan kritis, hingga postingan tentang review film maupun buku yang sudah dibacanya.

Kalau ditanya tulisan mana yang paling aku suka di antara semua tulisan yang ada di sana, jawabanku bisa berubah-ubah. Hahaha. Aku suka cerita –yang menurutku lucu- dengan judul: Muka Intel; Dulunya Preman Mas? Ariel dan Detikcom; Sunday Morning Tragedy; dan beberapa cerita khas seorang jurnalis sewaktu melakukan liputan, yang sukses bikin aku ngakak. Etapi, aku juga suka tulisan yang enggak lucu macam Kisah Sedih di Hari Minggu, Sinetron Dakwah-Horror Pembodohan Akal Sehat, Being Wartawan Hiburan dan beberapa postingan tanpa judul lainnya.

Meski di beberapa kisah oom Sibarani nampak galau antara terus menjadi wartawan atau pindah profesi, namun kenyataannya, sampai sekarang beliaunya masih saja tetap setia menjadi seorang jurnalis. Kalau tidak salah, sekarang beliau bekerja di Koran Sindo. Penasaran dengan tulisan-tulisannya? Mau tahu aja apa mau tahu banget? Langsung saja ke tekape. Happy reading, and have a nice day 


36 komentar:

  1. Stalking di dumay emang bikin lupa segalanya... Apalagi kita punya si kacung yg bernama gugel, yg bisa kita suruh ngapain aja dan kemana aja! Bhahaha

    elo, gue punya kesamaan, En! Sama2 punya rasa penasaran yg besar! Oya, elo belom baca ini, kan!

    http://www.ex3onfire.blogspot.com/2013/05/mahalnya-rasa-penasaran.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. at least i'm not a stalker :P
      eike cuma penasaran sama kredibilitas sepak terjang penulis buku yg eike baca Kang, lagi butuh banyak referensi nih.
      XD

      Mbah Google bukan kacung donk! Dia cuma peta, yg mutusin jadi pergi atau enggaknya ke tempat yg ditunjukin mbah gugel, pan kita sendiri. Wkwkwk. XD

      Udah kubaca dan kukomen noh. XD

      Hapus
    2. buat gue gugel adalah kacung, buktinya disuruh apa-apa dia mau, termasuk disuruh jadi peta ama ENha!!! bahahaha

      Hapus
    3. errrggh, sak karepmulah.
      XD

      Hapus
  2. wah .. seneng ya kalau blognya direview :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Soal review-mereview blog, oom Stupid Monkey kayaknya lebih jago mbak. Kalo inimah bukan review, sesuai labelnya: ngrasani tetangga (blog), hehehehe. :D

      Hapus
    2. wah .. seneng dong yg dirasani ? :D

      Hapus
    3. tergantung juga mbak El, kadang ada lho, yang sama sekali nggak mau dirasani, meski yang diomongin yg baik-baiknya. :D

      Hapus
  3. ane mau ksna ah sapa tau nemu sesuatu

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo nemu sesuatu, bagi-bagi sama ane ya sob. wkwkwk
      XD

      Hapus
  4. wew, ah bikin penasaran aja dikau ini, jadi gue musti nyiapin kopi neh sebelum meluncur kesono ya .... bikinin kopi!!! :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. siap laksanakan, white kopi mau kan?

      ~Nggak bikin deg-degan *co.id donk?*

      Hapus
    2. wew, kemana neh yg bikinin kopi dr sore di tungguin gak dateng2 tuh kopi :-(

      Hapus
    3. mungkin nyasar, trus ketemu kanibal.
      XD

      Hapus
  5. sayang kalau wartawan ga update blog-nya, di luar negeri malah wartawan punya blog

    btw linknya salah tuh, ada tulisan http://misery-land.blogspot.com/2005/04/in-memoriam-za-maulani.html%20

    jadi error

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terlalu capek nulis mungkin mas, atau mungkin udah pindah blog.

      Huehehehe, thanks koreksinya. Sekarang udah dibetulin.
      e__e

      Hapus
  6. Jalan2 emang selalu menyenangkan. :D

    BalasHapus
  7. Balasan
    1. Nggak mau ahh, musti nungguin Siamang pulang dari hutan dulu. Kelamaan. XD

      Hapus
    2. yah ditinggal
      #kesasar di misery land, asik >.<

      Hapus
  8. enha kepo :p

    mau ke tekape ah!

    BalasHapus
  9. -_-
    Misery? Sedih juga nyasar ke blog orang yang udah wafat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. eh?
      Haduuhhh salah nangkap deh, yg wafat itu Pak Z.A Maulani, bukannya pemilik blog Misery Land broer. Nah lhoh, pasti kebanyakan begadang lagi tuh, sampe salah baca. Wkwkwkwk.
      XD

      Hapus
    2. Tapi postingnya sama-sama usang. Kirain sama.

      Hapus
    3. kamu terkecoh, huahahaha...
      *evillaugh*

      Hapus
  10. pengen jugak blogku di ripu neh...hehehe

    apa kabar..#sok akrab

    BalasHapus
    Balasan
    1. jagonya ngerepiu blog yg masih idup tuh oom Stumon mbak, kalo aku mah sukanya ngrasani doank. hehe...

      kabar baik, bagaimana rasanya jadi penganten baru? Sok akrab juga nih... wkwkwkwk

      Hapus
  11. Enha suka blog-blog yang ngejurnal yaa :) ee, enha jurnalis toh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukan cuma blog jurnal aja kok kakak, blog misteri aku juga suka. :3

      Enha belum pernah jadi jurnalis asli kog, pernahnya jadi jurnalis yg abal-abal. hehehe. :D

      Hapus
  12. Halo apa kabar Mbak Enha. Saya, Wahyu Sibarani, terima kasih ya sudah mereview blog saya di misery-land. Betul, sekarang saya sudah di Koran SINDO, sebelumnya saya bekerja di koran politik Rakyat Merdeka. Terima kasih sekali lagi, sudah mereview terlebih lagi membaca postingan yang saya masukkan di misery-land.

    Blog tersebut dalam kondisi hiatus, karena saya susah sekali beradaptasi menulis di blog, yang perlu melakukan beberapa aktivitas agar tulisan tersebut bisa ter-publish. Masalah waktu yang sempit dan aktivitas yang lebih lama dihabiskan di luar kantor membuat blog tersebut jadi terkatung-katung.

    Saya juga kesulitan untuk mempersonalisasi blog, ini bisa mbak lihat kenapa blog saya memiliki latar belakang warna hitam dan cenderung plain. Sebab, saya membayangkan menulis blog itu seperti layaknya menulis di MS-Word. Sayangnya, karena saya tidak dapat beradaptasi untuk mempersonalisasi blog, akhirnya saya memutuskan kembali menulis di habitat asli saya yakni MS-Word.

    Tapi jujur saja, postingan ini justru memicu saya untuk kembali ke blogosphere. Saya jadi tergerak lagi untuk mencoba menulis di blog. Jadi saya ucapkan terima kasih, mungkin cara Anda ngrasani blog saya, membuat saya jadi lebih percaya bahwa tulisan akan jauh lebih bermakna jika dibagi dan dibaca oleh orang lain. Jika boleh saya ingin sekali berinteraksi dengan Anda, saya bisa dihubungi di Gmail ini dan wahyu_tua@yahoo.com. Terima kasih sekali lagi. Salam.



    BalasHapus
    Balasan
    1. waaaaa, saya speechless...
      tadi saya sudah menyempatkan balik ke Misery Land, postingan barunya sudah saya baca. Dan saya malah jadi speechless.

      Terimakasih atas kunjungan baliknya oom. Saya terharu, dan speechless, jadi, izinkan saya menenangkan pikiran saya yang lagi syok ini. Nanti kalo sudah agak tenang, saya akan memberikan komen balasan di blog Misery Land.
      Sekali lagi, terimakasih.
      :D

      Hapus

Komentarmu tak moderasi, artinya ya aku baca dengan seksama, dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Komentarmu = Representasi dirimu.
Ojo saru-saru lan ojo seru-seru. Ok dab?