Halaman

Rabu, 09 Januari 2019

No Time to Worry

Bismillah...

If I have time to worry, then it's mean that I just didn't do my best. There's still a time to do something better, rather than spending my time for worrying something.

If I have time to complaining, then it's mean that I just didn't do my best. Because when I'm trying to do my best, then I won't have time to complaining.

Tak ada alasan untuk berlembek-lembek pada diri sendiri. Mengasihani diri sendiri. Meratap. Merasa menjadi korban. Jiwa yang kuat tak akan merengek minta dipermudah. Jiwa yang kuat akan berusaha untuk menggunakan kemampuannya semaksimal mungkin. Jiwa yang kuat akan memohon untuk selalu ditambahkan kekuatan. Karena hasil pembelajaran yang akan diperoleh, selalu berbanding lurus dengan masalah yang dihadapi.

Tak ada waktu untuk mendramatisir, menikmati peran sebagai korban. Aku kuat!

Bismillah. La tahzan. Innallaha ma'ana!


-Wng, 070715

Senin, 07 Januari 2019

Tidak Mudah sih, tapi Harus Dicoba

Bismillah...

Quote dari papah Hoka

Haruskah kejahatan dibalas dengan kebencian? Haruskah kita menyimpan dendam atas sesuatu yang pernah membuat kita sakit hati? Entahlah. Jika balas dendam akan memberikan kepuasan sesaat, dan akan berlanjut dengan balas dendam berikutnya, kapankah siklus tersebut akan berhenti?

Kita tahu bahwa ikhlas serta memaafkan itu merupakan hal yang tidak mudah. Tapi... bukankah lebih baik mencoba memaafkan dan terus bergerak maju menyongsong masa depan; daripada bermuram durja, mengingat masa lalu: menghabiskan waktu untuk membenci, menghabiskan waktu untuk berpikir tentang balas dendam? Karena apa yang sudah terjadi, tidak akan bisa di-undo begitu saja seperti yang kita mau.

Quote dari Bayu 

Berikut aku ambilkan sebuah petuah yang tersebar dari satu grup whatsapp ke grup whatsapp yang lainnya:

ILMU SEMAR MESEM
Gareng : "Romo pernah dicaci-maki seseorang?"
Semar : "Pernah....!"
Petruk : "Pernahkah dimusuhi seseorang, Mo..?"
Semar : "Pernah....!"
Bagong : "Apa pernah dibenci seseorang, Mo?"
Semar : "Pernah....!"
Gareng : "Sampeyan juga pernah dihujat seseorang, Mo..?"
Semar : "Pernah....!"
Petruk : "Apakah semua itu dilakukan secara terang²an, Mo..?"
Semar : "Ada yang dilakukan secara terang²an, ada juga yang hanya dilakukan secara diam² dari belakang.."
Bagong : "Lantas apa yang Romo perbuat terhadap orang² itu..?"
Semar : "Thole, nggèr anak²ku cah bagus, podo dirungokno yo..! Aku tidak balik mencaci-maki dia, aku pun tidak merasa harus memusuhinya, tidak pula akan membencinya dan aku juga tidak berpikir akan membalas hujatannya.."
Gareng (penasaran) : "Kenapa bisa demikian, Mo..?"
Semar (sambil membetulkan duduknya) :  *"Itu karena pikiran serta hatiku tidak terfokus pada siapa yang mencaci-maki, siapa yang memusuhi, siapa yang membenci dan siapa yang menghujat.*
*Pikiran dan hatiku hanya terfokus pada siapa yang menggerakkan lidah mereka sehingga mencaci-maki aku, siapa yang menggerakkan jiwanya sehingga memusuhi aku, siapa yang menggerakkan hatinya sehingga membenci aku dan siapa yang menggerakkan pikirannya sehingga membuat mulutnya menghujat aku..."*
Petruk : "Dia itu siapa, Mo..?"
Semar : *"Dialah GUSTI YANG Maha Pencipta. DIA-lah sebagai Maha yang berkuasa atas segala sesuatu yang sudah, belum, sedang dan yang akan terjadi.*
*Ya hanya DIA-lah satu²nya yang memberi kemampuan dan kekuatan pada orang² itu sehingga lidahnya bisa mencaci maki, jiwanya bisa memusuhi, pikirannya bisa membenci dan bibirnya bisa menghujat diri ini. Tanpa-NYA tentu mustahil bisa terjadi. Sehingga aku beranggapan, sebenarnya cacian, kebencian, permusuhan​ dan hujatan itu sengaja dihadirkan GUSTI ALLAH SWT agar jiwaku menjadi kuat melewati rintangan dan hatiku menghebat tatkala menghadapi ujian.*
Jadi, adalah *SALAH BESAR jika aku menyalahkan orang² itu apalagi membalasnya. Oh... Bagiku itu tidak perlu, bahkan aku berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi pada kehidupan ini tidak mungkin terjadi secara tiba², semua sudah diatur sedemikian rupa oleh NYA, maka apapun kenyataan yang aku terima kemarin, hari ini atau suatu hari nanti, tidak ada kata sia², bahkan dibalik semua itu, pasti ada hikmah terbaik yang bisa merubah kehidupanku agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Karena aku tahu, sesungguhnya GUSTI  ALLAH itu MAHA BAIK.*
Anak²ku,  kowe kabeh jangan terpengaruh kalau dihina. Jangan Hati Melambung kalau Dipuji.
Tidak Penting Dianggap Baik, yang Penting *teruslah belajar menjadi Orang Baik*

*****
I know, it's easier said than done. But we must try it.

Semoga harimu menyenangkan. ^_^


PS: Terimakasih banyak buat papah Hoka dan Bayu atas kata-kata bijaknya.

Sabtu, 05 Januari 2019

Basing

Bismillah....

Apa itu basing? Basing yang aku gunakan sebagai judul di atas, merupakan sebuah bahasa daerah yang biasa digunakan di Lampung untuk menyatakan kepasrahan; atau lebih singkatnya, kata basing jika dialihbahasakan ke bahasa Indonesia artinya "terserah".

Pertama kali aku mengenal kata ini adalah ketika aku berinteraksi dengan kak Ripin. Kak Ripin adalah Clasher asal Salatiga yang telah lama tinggal si Lampung. Waktu itu aku pernah jalan-jalan ke klannya kak Ripin ini, klan Insider Warrior namanya. Nah, ketika berinteraksi dengan teman-teman dari Insider Warrior ini, Kak Ripin cukup sering menggunakan kata 'basing'. Setelah tahu artinya, lama-kelamaan aku jadi ketularan mereka, suka menggunakan kata basing.

Hingga suatu saat aku kembali ke klan My Friend*KARDO (MFK), aku masih terbiasa menggunakan kata basing. Padahal kata ini kurang familiar di telinga teman-temanku di MFK. Katakanlah si Allpian dan Ahmad yang aslinya Sunda, tentu saja mereka tidak mudheng apa itu basing. Tapi mereka tidak bertanya. Hingga suatu hari, terjadi miskomunikasi antara aku dan Allpian.
Allpian: "Mbak, nanti yang start war aku aja ya."
Aku: "Basing."

Kamis, 03 Januari 2019

Tausiyah oleh Habib Muhammad bin Husein bin Anis Al-Habsyi tentang Sholawat

Bismillah...

Pada tanggal 9 Desember lalu, rombongan pengajian di dusunku dihimbau oleh pak Abah Moh. Barqi, selaku pengampu pengajian, untuk ikut hadir dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam yang diadakan oleh MWC NU Sidoharjo di masjid kecamatan.

Rombongan pengajian dari dusunku datangnya tidak terlalu awal, kami berangkat selepas sholat isya', jadinya kami tidak mendapat tempat di dalam masjid. Syukur alhamdulillah sih, masih dapat tempat di samping masjid. Dan tentu saja aku langsung bergegas mencari posisi yang tepat menghadap jendela, agar bisa melihat kondisi di dalam masjid. Karena posisinya, siapa cepat dia dapat. Ya bisa dibilang, masih bejo lah aku kala itu.

Acara peringatan Maulid Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam pun dibuka dengan nyanyian lagu Indonesia Raya serta lagu Ya lal wathon, yang membuat seisi masjid berdiri dan menyanyi dengan penuh semangat, setelah itu acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan barzanji.

Tausiyah mau'idhoh oleh habib Muhammad bin Husein bin Anis Al-Habsyi yang menjadi acara inti, tentunya berlangsung ketika waktu sudah agak malam, karena bacaan barzanji memang lumayan panjang. Sebagian dari jemaah yang hadir (yang duduknya di samping kanan ku) sudah mulai terkantuk-kantuk tatkala habib tiba dan memasuki aula masjid.

Ada sesuatu di pembawaan habib, yang ketika didengarkan dan disimak secara seksama, bisa memberikan perasaan tenang. Terselip pula bahasa Jawa halus dalam tutur katanya. Boleh jadi, habib adalah tipe langka (tipe expert yang pernah aku tulis di sini). Sebagian peserta yang tidak dapat tempat di dalam Masjid, mulai inguk-inguk ke dalam Masjid, karena ingin melihat habib. Salah mereka sendiri, kenapa tidak memilih tempat di depan jendela.

Berikut aku resume ulang tausiyah yang disampaikan oleh habib, aku tulis per poin biar lebih ringkas: