Kamis, 01 Oktober 2015

Apa Iya, “Everything happens for a reason, but sometimes the reason is that you’re stupid and make bad decisions”?

Bismillah...

“Everything happens for a reason, sometimes the reason is that you’re stupid and make bad decisions.”

Gw pernah di-mention temen gw dengan gambar dari situs 9gag yang bertuliskan kalimat barusan. Nah, karena pada dasarnya gw ini tukang ngeyel, ya jadinya gw pengen berkelit dari kalimat itu tadi. Memang sih, masalah boleh jadi bisa timbul karena kita salah dalam menentukan pilihan. Tapi... meskipun masalah timbul karena kita telah salah mengambil keputusan, bukankah dari salah mengambil keputusan tersebut kita masih bisa mengambil hikmah?


Ketika kita membuat kesalahan dalam pengambilan keputusan –yang berujung pada timbulnya suatu masalah, itu bukanlah merupakan akhir dari segalanya. Bukan akhir dari perjalanan. Kenapa? Karena jika ternyata kita masih diberi kesempatan untuk menjalani hari esok, bukankah artinya kita masih mempunyai kesempatan untuk memperbaiki kesalahan yang kemarin kita lakukan? Eeaaa...

Ngutip kalimat dari blognya qaqa Millati Indah Taufiqin:
“Hari baru, lembaran baru... Setiap hari baru, selalu ada harapan baru. Setiap hari baru, selalu ada pengalaman baru. Bila hidup adalah perjalanan, nikmatilah pemandangan yang ada di sekitarmu. Fokus pada tujuan perjalanan memang penting. Tapi, menikmati perjalanan juga tak kalah penting.” :p

*****

everythings happens for a reason
Hanya jika kita benar-benar mau berpikir... Ahahaha... XD


Mau mengakui dengan jujur bahwa kita telah membuat keputusan yang akhirnya menimbulkan masalah, bagi sebagian orang adalah hal yang tidak mudah lho. Dan sependek pengamatan serta pemahaman gw, masalah itu terbagi menjadi dua jenis:
  1. Masalah yang timbul sebagai teguran  atas (akibat) kesalahan yang kita lakukan
  2. Masalah yang timbul sebagai suatu ujian untuk naik tingkat/ sebagai rahmat yang belum kita tahu manfaatnya

Warning keras: CMIIW –correct me if I'm wrong.

*****

  • Everything happens because a reason

Term ini mengacu pada masalah jenis pertama. Masalah tak akan datang dengan sendirinya tanpa sebab-musabab yang jelas. Masalah yang terjadi pada term ini bisa jadi timbul karena ulah kita secara langsung (yang jelas-jelas melakukan kesalahan), ataupun timbul karena kita terkena imbas masalah yang bersumber dari orang lain, mirip-mirip efek domino gitu deh kalo nggak salah. Contoh: ketahuan nyontek teman –karena malamnya tidak belajar– waktu ujian, lalu dihukum oleh pengawas. Musibahnya: dihukum pengawas. Sebab utama musibah: tidak belajar.

Ada tiga macam tipe manusia, ketika dihadapkan dengan masalah semacam ini:
  • Level Beginner
Level yang tak pernah bisa introspeksi diri. Selalu menyalahkan orang lain atau menyalahkan keadaan atas masalah-masalah yang menimpanya. Karena tidak bisa introspeksi, level ini juga sering kesulitan dalam mengidentifikasi akar masalah. Akibatnya, dia selalu kesulitan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Blaming everything but him/herself. Kalo kuambilin dari contoh ketahuan nyontek saat ujian, orang level ini bisa jadi akan menyalahkan temannya yang dia anggap kurang lihai ketika memberikan contekan. -_-
Orang-orang level ini benar-benar merupakan mood sucker/ mood destroyer. Kalo di antara kawan sekalian ada yang bisa meng-handle orang-orang level ini tanpa menimbulkan konflik (entah itu fisik maupun batin), bagi tipsnya donk. .>_<.

  • Level Intermediate
Awalnya, orang pada level ini (mungkin) akan menyalahkan keadaan dan menyalahkan orang lain atas masalah yang menimpanya. Tapi bedanya, orang pada level ini masih bisa melakukan introspeksi diri. Ketika dia menemukan penyebab masalah yang menimpanya (setelah melakukan introspeksi), dia akan memperbaiki masalah tersebut dari akarnya. Namun dalam beberapa kasus, sepertinya ada juga orang level intermediate tapi tipe B: sudah mampu untuk melakukan introspeksi; sudah bisa mencari penyebab masalah yang menimpanya, tapi masih agak enggan untuk segera meluruskan kesalahan tersebut. Akibatnya: masalah yang awalnya mudah, semakin lama malah berkembang semakin ruwet.
Tipe B ini merupakan tipe intermediate level awal. Baru mengalami peralihan dari level beginner. Jadi masih agak labil sedikit. Ketika tipe intermediate B ini cenderung lebih suka menunda, (bisa jadi) tipe ini malah akan turun level lagi: kembali ke level beginner. Level intermediate awal yang tidak suka menumpuk dan menunda menyelesaikan masalah, maka akan mantap berada di level ini (intermediate) atau bahkan akan meningkat lagi ke level expert.

  • Level Expert
Tipe langka. Ketika mendapat masalah, level ini akan tetap stay cool. Ikhlas aja gitu.  Di permukaan tampak seperti: tiada pernah mengeluh. Tiada pernah marah. Namun dalamnya hati, siapa tahu?! Sedih? Pasti. Tapi masih bisa menganalisa dengan kepala dingin. Mengenali akar dari masalah yang sedang dihadapi dan segera memperbaiki kesalahan tersebut.
Orang level expert inilah yang hidupnya seperti tak ada masalah. Lempeng. Hidupnya hampir selalu didominasi oleh hal-hal positif. Orang-orang yang terlihat dan terasa menenangkan, karena selalu bersyukur. Menyenangkan sekali ketika berada di dekat orang-orang tipe ini. Aura yang dipancarkan oleh orang tipe ini, bisa me-recharge mood orang-orang di sekitarnya.
****
  • everything happens for a reason

Term ini mengacu pada jenis masalah kedua. Masalah ini terjadi tanpa terduga –berbeda dengan masalah jenis pertama. Penyebabnya bukan karena kita telah melakukan sesuatu hal yang tidak baik, tapi (tampaknya) murni terjadi begitu saja. Mendadak, ujug-ujug, tiba-tiba, dan sebagainya. Contohnya apa ya? Musibah gempa bumi dan tsunami sepertinya (mungkin) bisa menjadi salah dua contoh untuk masalah jenis ini.

Dan untuk masalah jenis di atas, juga terdapat 3 macam tipe manusia:
  • Level Beginner
Orang pada level ini biasanya akan langsung down secara mental, lalu berkata, “Why me, God? Why oh why?” lalu terpuruk dan terlalu lama bersedih, mendramatisir, lebay, menikmati kondisi sebagai korban yang terdzolimi tanpa melakukan apapun. Begitu seterusnya –sampai waktu yang cukup lama, hingga akhirnya sang waktu memaksanya untuk move on.
  • Level Intermediate
Orang pada level ini akan menyikapi masalah yang dihadapinya dengan lebih baik, jika dibandingkan dengan level beginner. Level ini awalnya akan syok dan down, tapi sebentar saja, tidak berlama-lama dan tidak berlarut-larut. Level ini, setelah pulih dari keterpurukan akan segera mencari jalan keluar atas masalah yang sedang dihadapi. Motivasi pencarian jalan keluar (bagi orang-orang level ini) adalah karena adanya paksaan dari dirinya sendiri, yang memang tidak merasa nyaman di zona di mana dia berada sekarang (zona tak nyaman karena adanya masalah).
  • Level Expert
Level paling sakti. Masalah? No problem. Syok hanya dalam hitungan jam, bahkan menit. Sepertinya tergantung dari tingkat masalah yang dihadapi juga dink. Setelah syok sebentar, lalu segera pulih dan menganalisa segala kemungkinan terburuk (worst scenario) yang bakal terjadi. Hal yang selanjutnya dilakukan oleh tipe ini adalah menemukan titik kesempatan, celah atau jalan lain dari worst scenario tadi.
Orang-orang pada level ini tidak suka berlama-lama menumpuk dan menunda menyelesaikan masalah. Karena orang-orang level ini tahu pasti bahwa: memang ada banyak jalan menuju Roma. Kalaupun seandainya tersesat dan nyasar ke Milan, ya bisa sambil menikmati perjalanan dulu lah~ Nothing to lose asal selalu bergerak dinamis. Karena level ini juga paham betul bahwa yang hilang dan tak akan bisa tergantikan hanyalah waktu...
****

(Katanya) selalu ada hikmah di balik setiap hal...

Pernahkah kawan sekalian mendengar kalimat yang kurang lebih bunyinya ‘selalu ada hikmah di balik setiap hal...’? Pernahkah kawan sekalian bertanya-tanya mengapa begini-mengapa begitu-ini pertanda apa? Apa hikmah yang bisa diambil? Gw sering begitu, karena gw emang orangnya kepoan. -_-

Untuk yang satu ininih, mari kita simak wejangan dari Aa’ Gym...*
*enakan di-prinskrin. Kalo buret dan nggak bisa dibaca, komen! Ntar gw benerin. ( ~,~)

everything happens for a reason
Biar peka, kata Aa’ do’a nya adalah sbb:
Allohummaftahlanaa hikmataka wan shur ‘alaina rahmataka yaa Dzal jalaali wal ikram...

****

If it's meant to be, it will be.

Inti dari beriman kepada Qadha' dan Qadar sepertinya adalah dengan percaya bahwa:
Apapun yang telah ditakdirkan untuk menimpa kita, tidak mungkin bisa untuk kita hindari. Dan sebaliknya, apapun yang tidak ditakdirkan menimpa kita, tidak mungkin akan menimpa kita. #bahasakuMbulet.IKnow

Oia, nih aku kopiin satu dari tiga rangkaian wasiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang berguna untuk melatih jiwa agar ridha dengan Qadha’ dan Qadar.  Diambil dari bukunya Prof. Dr.  Ali Muhammad Ash-Shallabi yang berjudul Iman Kepada Qadar. (2014: 45)

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan dicintai Allah daripada mukmin yang lemah. Pada masing-masing mereka terdapat kebaikan. Bersemangatlah meraih apa yang bermanfaat bagimu. Mintalah pertolongan kepada Allah. Jangan merasa lemah. Jika kamu tertimpa sesuatu, jangan katakan ‘Seandainya saya lakukan begini, pasti begini.’ Akan tetapi, katakanlah, ‘Allah telah menakdirkannya. Apa yang Allah kehendaki pasti Dia lakukan.’ Karena kata ‘seandainya’ membuka peluang amal bagi setan.” HR. Muslim

Poin-poin yang dapat diambil dari hadist di atas adalah, bahwa seorang Muslim harus:
  1. Bersemangat mendapatkan apa yang bermanfaat untuknya.
  2. Meminta pertolongan kepada Allah ‘azawajala dan tidak merasa lemah
  3. Menyerahkan segala urusannya kepada Allah dalam apa yang telah Allah takdirkan untuknya
  4. Tidak boleh marah dan mengeluh terhadap musibah-musibah yang menimpanya
  5. Tidak boleh memberikan peluang masuk bagi setan menggoda dengan mengatakan, “Seandainya saya melakukan ini, tentulah begini.”
Karena kata “Seandainya” menyebabkan penyesalan dan keputusasaan, menambah kesedihan, membuat gelisah dan kacau pikiran. Dengan kata “seandainya”, dia tidak akan dapat mengembalikan apa yang terlewat. Dia tidak pula dapat menghidupkan orang mati betapapun besar penyesalannya.

Kata ‘seandainya’ ini hanya akan menyebabkan stress bagi dirinya dan mendatangkan banyak penyakit dan kepedihan bagi fisiknya serta membuatnya terancam mendapatkan kemurkaan Allah karena penentangannya terhadap takdir yang menimpanya. Terapi praktisnya adalah dengan mengatakan, “Allah telah menakdirkannya. Apa yang Allah kehendaki pasti Dia lakukan. ”

****

“Everything happens for a reason, sometimes the reason is that you’re stupid and make bad decisions.”

Balik lagi ke kalimat dari situs 9gag yang di kasih temen gw: “Everything happens for a reason, sometimes the reason is that you’re stupid and make bad decisions.” Ketika kita dihadapkan pada beberapa pilihan, lalu bingung harus memilih yang mana, apa yang biasanya teman-teman lakukan? Mengundi pilihan? Meminta pertimbangan orang lain? Menunggu pertanda? Atau melakukan sesuatu (apapun itu) yang bisa membantu dalam memilih?

Nah, biar kita nggak salah dalam menentukan pilihan, ada baiknya kita meminta petunjuk kepada Yang Maha Mengetahui. Supaya diberi petunjuk gitu lah~ Ini ada do’anya juga ternyata. Do’anya gw ambilin dari buku yang ditulis oleh  profesor Ali Muhammad Ash-Shallabi (ibid):

do'a istikharah
do'a istikharah

“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu pengetahuan-Mu dan aku mohon kekuasaan-Mu (untuk mengatasi persoalanku) dengan kemahakuasaan-Mu. Aku mohon kepada-Mu sesuatu dari anugerah-Mu Yang Maha Agung. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa, sedang aku tidak kuasa. Engkau mengetahui, sedang aku tidak mengetahuinya. Engkau adalah Maha Mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini lebih baik dalam agamaku, kehidupanku dan akibatnya terhadap diriku –atau Nabi bersabda: ... di dunia atau akhirat –takdirkanlah ia untukku. Akan tetapi, apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini buruk bagiku dalam agama, kehidupan dan akibatnya kepada diriku –atau Nabi bersabda: ...’di dunia atau akhirat’ –maka jauhkan persoalan tersebut dan jauhkan aku darinya. Takdirkanlah kebaikan untukku di mana saja kebaikan itu berada, kemudian jadikan aku ridha dengannya. Kemudian dia menyebutkan kebutuhannya.” HR. Al-Bukhari.

****

Penutup

Everything happens for a reason (katanya), tapi kenyataannya...
The hardest part of saying "Everything happens for a reason" is waiting for that reason to come along. Jadi intinya kita disuruh untuk bersabar, gitu kan maksudnya? :v
Everything happens for a reason. Only time will tell the reason. Lagi-lagi, intinya kita disuruh untuk bersabar kan? :v
Trust that everything happens for a reason, even when you're not wise enough to see it. -Oprah. Maksudnya, (lagi-lagi) kita diharuskan untuk bersabar, begitukah? :,v

Betewe, enak kali ya, diberi kesempatan mengintip yang tertulis di Lauhul Mahfuzh?!?!?!?! *TakTahuDiri.KurangAjarMode:On.MintaDitabok*



PS:
Correct Me If I’m Wrong
Tulisan ini dirampungkan sebelum ane merampungkan membaca bukunya pak Shallabi. Mungkin suatu saat akan direvisi. Mungkin juga tidak.

Have a nice day and Bye~


8 komentar:

  1. Trust that everything happens for a reason, even when you're not wise enough to see it. <== semacam dibilang "lu-nya aja yang nggak pinter sampe nggak ngeh alesannya".

    Dari semua uraian di atas, gue level beginner semua. Hiks.

    Masalah takdir emang rumit sih. Kadang mikir "berarti gue ditakdirin berbuat salah? atau sebenarnya ada alternatif takdir, tergantung pilihan gue? *semacam kaya plot di novel goosebump*"

    Daripada pusing, aku sih berusaha nggak menyesali keputusan di masa lalu, meskipun mungkin keputusan itu salah. Yang berlalu biar berlalu. Perbaiki yang bisa diperbaiki saat ini.

    *ini komen gue nyambung gak sih?*

    BalasHapus
    Balasan
    1. hohoho... hehe, ngomongin masalah takdir, hipotesis sementaraku bahwa takdir itu juga kek semacam plot novel goosebump yang versi petualangan. Jika memilih ini, maka hasilnya begini. Jika memilih itu, maka hasilnya begitu. Kompleks dan rumit, dan bikin mumet.

      Sampe sekarang memang masih belum paham banget masalah takdir. Sampe2 tak bela-belain beli buku masalah beginian saking keponya (meski belum dibaca tuntas). Dan dari buku yang baru sepintas gw baca, takdir itu ada lima bla bla bla, lalu gw puyeng... -_-

      Hapus
  2. Yang namanya manusia wajar juga ya suka ngeyelan, tapi setidaknya jika benar ya ada dasarnya.

    Setuju banget dengan segala sesuatu termasuk masalah itu bisa dan ada hikmahnya jika kita mau mencarinya, beda kalau sudah di pikiran terpatri kalau masalah atau Problem lainnya itu pasti sesuatu yang negatif terus.

    Berusaha berpikiran positif dalam segala hal termasuk dalam masalah ini memang nggak mudah, sulit banget namun dengan niat, Insya Allah bisa, cuma memang beda orang beda waktunya.



    Jadi keren deh sama mereka yang bisa dengan mudah melakukannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi menurut mbak Ely, ngeyelan itu wajar? Asyik. >_<

      Terkadang aku suka iri sama mereka2 yang dicap sebagai anak baik yang penurut-manut-dan sebagainya. Kug aku ga bisa kek mereka ya? Suka banget mengejar alasan di balik sesuatu, hingga mendapati jawaban yang masuk akal dan bisa dilogika. Padahal, kemapuan logika kadang hanya terbatas. *malah curcol*

      Beda orang beda waktunya. Thanks mbak. :)

      Hapus
  3. gak tau gue ada di tipe manusia yang mana, pokoknya apa yang gue ambil sebagai sebuah alasan bisa bikin gue menjawab, "mengapa why selalu always?"

    ... karna because tidak pernah never! Bhahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. kenapa mendadak lu jadi absurd, Broth?*
      *broth >>> singkatan dari brother
      XD
      ****
      translate:
      mengapa= why
      selalu = always

      karena = because
      tidak pernah = never.
      -_-

      joke jaman SMP inimah. :v

      Hapus
  4. Males ah, serasa kena judge level beginner terus.

    Everything happens for a reason: new opportunities, new game.
    -me

    Selama kamu punya tujuan, kamu tidak akan tersesat, kamu mungkin hanya akan singgah di tempat-tempat yang tidak terduga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. njaahh, gamer emang ga da nyerahnya ya.

      hei, pernah gak sih, kamu merasa pengen berhenti memainkan sebuah game hanya karena stuck di level2 tertentu. Trus, beberapa saat kemudian, mencoba lagi game tersebut hanya karena penasaran dengan endingnya? :v

      beginner-intermediate-expert: istilah ini gw comot aja seenaknya dari level game. wakakaka. XD

      Hapus

Komentarmu tak moderasi, artinya ya aku baca dengan seksama, dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Komentarmu = Representasi dirimu.
Ojo saru-saru lan ojo seru-seru. Ok dab?