Halaman

Minggu, 31 Agustus 2014

Edge of Tomorrow: Ketika Hidup Layaknya Sebuah Game, Mainkan dengan Baik!


Bismillah...

Bosan melihat Tom Cruise selalu jadi jagoan dalam setiap film yang dibintanginya? Cobalah menonton Edge of Tomorrow, kau akan tertawa geli dan mungkin akan cukup puas melihat Tom Cruise menjadi seorang yang penakut. Ending-nya sih memang si Cruise akhirnya jadi jagoan, tapi aksi awal yang diperankannya di film ini, cukup bisa membuat saya terbahak. Selain memuat aksi perang-perangan, film yang dirilis bulan Juni kemarin ini, juga dilengapi dengan sejumlah adegan yang lucu serta beberapa adegan roman sebagai bumbu pelengkap.

edge of tomorrow
Edge of Tomorrow (credit)
Sekilas baca mengenai film Edge of Tomorrow, kisahnya diilhami oleh sebuah novel ringan karya Hiroshi Sakurazaka. Tanggapan para moviegoer terhadap film ini rata-rata memberikan respon yang positif. Tilik saja rating situs Rotten Tomattoes, Edge of Tomorrow ini berhasil mendapat nilai 90 % fresh (Tomatometer) dengan rate 7.5 dari skala 10. Dan juga mendapat nilai 71 dari situs Metacritic. Yang ingin tahu detilnya, silakan googling.

Tulisan kali ini akan saya batasi pada hikmah yang bisa saya tangkap dari film tersebut. Spoiler alert! Bagi yang belum nonton, mendingan nonton dulu aja, biar bisa menikmati ceritanya. Oia, para gamers saya rekomen buat nonton film Edge of Tomorrow ini secepatnya. Alasan rekomendasinya? Karena kehidupan William Cage, tokoh yang diperankan Cruise, seperti keadaan dalam sebuah permainan game: Setiap kali tokoh yang kita mainkan mati, maka game akan diulang dari awal. Penasaran? Tonton filmnya! Haha.

*******

Alkisah, bumi mengalami invasi alien yang diawali oleh jatuhnya sebuah meteor di daratan Eropa. Setelah lima tahun berperang melawan alien, yang mereka sebut dengan nama Mimics, akhirnya ditemukan sebuah teknologi perang yang bisa dipakai untuk membantu melawan para alien tersebut. Bertepatan dengan ditemukannya teknologi perang tadi, munculah sesosok wanita tangguh yang bisa memberikan harapan kemenangan bagi pihak manusia. Wanita ini adalah Rita Vrataski.

Konon, hanya dengan berbekal ‘baju besi’ berteknologi tinggi serta sedikit latihan, Rita Vrataski berhasil membunuh banyak Mimics, sehingga publik menjulukinya sebagai Full Metal B*t*h, Angel of Verdun. Tapi, apakah hanya karena mengenakan baju perang tersebut, lantas membuat Vrataski menjadi ahli pembunuh mimics? Jawabannya kita temukan ketika sang US Army Media Relation, William Cage, orang yang sering tampil di TV dan memberitakan tentang progress perang, dikirim secara paksa untuk ikut berperang di garis depan. Ternyata, Cage ini awalnya adalah seorang penakut, karena dia memang tidak mempunyai dasar pendidikan militer sebelumnya. Tapi dia sangat beruntung karena di hari pertamanya ikut berperang, dia berhasil membunuh seekor Alpha. Darah Alpha yang mengenai tubuh Cage ini, membuatnya mempunyai kekuatan untuk memanipulasi waktu –mengulang hari ketika dia mati. Sound familiar?

 *******

Jadi, hikmah seperti apa yang berhasil saya tangkap dari film beginian? Cekidot:
  • Seorang ahli, dulunya hanyalah pemula

“Through readiness and discipline we are masters of our fate.”

-Master Sergeant Farell
 Master Sergeant Farell merupakan pimpinan Cage di pangkalan militer Heathrow. Di pangkalan ini, Cage dimasukkan ke dalam tim pasukan J. Awalnya, Cage merasa canggung ketika mengenakan perlengkapan perang yang pernah dipujinya di TV. Dan dia juga sempat ketakutan ketika akan diajak berangkat perang. Di medan perang pun, Cage kebingungan karena tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Akhirnya, Cage malah cuma bisa lari kesana kemari, dan mendadak bejo karena berhasil membunuh seekor Alpha.

edge of tomorrow
Cage yang awalnya cupu dan penakut. Lihat ekspresinya! Dia beneran Tom Cruise lho.
Berbekal kemampuan yang ditularkan melalui darah si Alpha, Cage terus mengulang hari yang sama ketika dia mati. Meski terdapat beberapa pengulangan adegan, namun film ini tidak terasa membosankan. Banyak adegan lucu ketika Cage mencoba menyelamatkan teman-temannya.

Inti dari poin ini: yang diperlukan untuk menjadi seorang ahli dalam sebuah hal, adalah dengan terus berusaha dan pantang menyerah. Belajar dari kesalahan, setahap demi setahap agar bisa naik tingkat. Hikmah ini direpresentasikan dalam diri Cage –yang semula merupakan seorang amatiran dan penakut, tapi karena dia terus mencoba berkali-kali, akhirnya dia menjadi seorang expert. Seperti ketika kita bermain game, waktu pertama kali bermain, kekalahan pasti tidak terelakkan (kecuali kau seorang geek yang super jenius). Dan ketika kita sudah mencobanya sekali lagi, atau bahkan berulang kali lagi, kita akan menjadi setingkat lebih ahli. Bukan cuma dalam game, pesan moral ini tentu saja juga bisa diaplikasikan dalam banyak hal lainnya.

edge of tomorrow
Karena terus berlatih berulang-ulang, Cage yang cupu dan penakut sekarang menjadi lebih expert. Tuh kan, dia itu Tom Cruise beneran.
edge of tomorrow
Karena sudah jadi seorang ahli, bahkan, Rita Vrataski, sang Angel of Verdun yang tampak sangar itupun sekarang mendengarkan arahan Cage.

  • Masalah? Hadapi! Bukannya malah lari.

Punya banyak kesempatan tak terhingga untuk mencoba berulang kali, tidak lantas membuat kita selalu bersemangat untuk mencoba lagi dan lagi. Pasti akan ada titik jenuh. Dan titik jenuh itupun juga dialami oleh Cage. Dia bosan melihat Vrataski berulang kali harus mati.

Sepemahaman saya ketika menonton, Vrataski akhirnya menjadi salah satu kelemahan Cage. Begini nih, kalau sudah masuk part romance, membuat film terkesan sedikit ‘yaaaaahh nggak lucu lagi deh’. But it’s ok, romance-nya nggak lebay kog, malah jadi bumbu penyedap. 
Vrataski: “Why does it matter what happen to me?”
Cage: “I wish I didn’t know you... But I do.”
saya: “I know dat feel brooohh...” T^T

Tak tega menyaksikan Vrataski berulang kali harus mati, Cage memilih lari dari pertempuran. Apa yang dia lakukan? Pergi ke sebuah kedai minuman, dan mendengarkan para veteran perang menceritakan kisah mereka saat mengikuti sebuah perang. Dalam hal ini, kematian Vrataski, saya analogikakan sebagai masalah yang harus dihadapi oleh Cage. 

edge of tomorrow
Marah dengan hasil yang begitu-begitu saja, Cage kabur dari pangkalan
Merasa putus asa dan ingin menyerah karena hasil yang itu-itu saja meski sudah mencoba berulang kali? Manusiawi. Cage mungkin sedikit pesimis dengan apapun usaha yang telah dilakukannya, karena hasil yang diperolehnya sama saja. Apapun yang dia lakukan untuk melindungi Vrataski, Vrataski akhirnya mati. Dan ketika Vrataski mati, Cage seolah kehilangan fokus serta semangatnya untuk melanjutkan game yang dia mainkan.

Cage menyerah dan lari dari masalah yang harus dia hadapi. Padahal, jika dia lari dari masalah kecil tersebut (kematian Vrataski), masalah yang lebih besar (hancurnya London) akan menghadangnya. Jika dalam sebuah game, ketika kita menolak menyelesaikan salah satu misi utama, tentu saja kita tidak akan bisa naik ke level berikutnya. Sedangkan dalam dunia nyata, ketika kita menghindar dari sebuah persoalan yang harusnya kita hadapi, kita tidak akan pernah bisa “naik tingkat” ke level derajad yang lebih baik. Bahkan, mungkin masalah tersebut malah akan menumpuk dan menjadi masalah yang lebih besar.

edge of tomorrow
Baru tersadar bahwa dengan lari dari perang, hanya akan menimbulkan masalah yang  lebih besar: hancurnya kota London dan kemungkinan banyaknya korban dari pihak sipil.
It’s better to stand and fight. If you run, you’ll only die tired.” Entah quote ini asalnya darimana. Saya lupa. XD

  • Hati-hati terhadap ucapanmu, karena kamu akan dimintai pertanggungjawabannya kelak.

Semacam karma kali ya? Ada yang pernah ngalamin poin ini? Saya pernah. Coba saya hitung dulu... satu kali... dua kali... tiga kali... sepertinya sudah berulang kali. Haha.

Balik ke film. Cage sebenarnya tidak mengetahui fakta di lapangan bahwa membunuh mimic itu sangat susah, meski dengan peralatan baju perang canggih bersenjata super sekalipun. Jelas saja dia tidak tahu, karena dia tidak terjun sendiri ke medan perang. Dan apa yang telah dia lakukan? Memberikan testimoni ngawur tentang kehebatan baju perang yang dipakai oleh pasukan UDF. Celakanya, testimoni si Cage ini diyakini oleh banyak orang.

edge of tomorrow
Cage, sang MRO, memberikan testimoni ngawur mengenai kehebatan peralatan yang digunakan UDF (United Defense Force), tanpa tahu resiko yang harus ditanggung atas testimoninya.
“This is an alien invasion and a global war. With the new jack in technology and limited amount of training we've been able to create super soldiers. Look at Rita Vrataski, The Angel of Verdun.” kata Will Cage dalam sebuah siaran berita.

“With the new jacket technology and limited amount of training Rita Vrataski was able to kill hundreds of Mimics...” ucap salah seorang wanita berseragam militer, menirukan ucapan Cage.

Dan hasilnya... taraaaa... *ba dum tsss*

Dibuatlah iklan propaganda agar masyarakat sipil mau beramai-ramai masuk UDF. :3

edge of tomorrow
Berkat testimoni Cage, publik dibuat percaya bahwa seolah semua orang bisa menjadi seperti Rita Vrataski dengan mudah.
Apa efek samping yang ditimbulkan oleh testimoni Cage? Tentu saja banyak warga sipil yang berani mendaftarkan diri untuk bergabung dengan UDF. Dan hanya dengan latihan minimal, saya ulangi, hanya dengan latihan minimal, mereka berubah menjadi pemberani yang sok tangguh dan sok jago (bisa dilihat dari jumawanya salah satu rekan setim Cage ketika baru saja mendarat di areal perang), bersuka cita mengorbankan diri untuk dibantai oleh para mimic. Lalu, siapa yang akan disalahkan atas banyaknya jumlah kematian para tentara yang tidak cukup terlatih tadi? Tentu saja panglima perangnya –sang jenderal Brigham donk.

Mungkinkah, alasan sang jenderal mengirim paksa Cage ke medan perang adalah untuk mempertanggungjawabkan ucapannya? Biar Cage tahu dan biar dia merasakan sendiri betapa susahnya membunuh seekor mimic, meskipun sudah memakai peralatan perang canggih sekalipun. “Rasakno len.” \ :v /

edge of tomorrow
“With the new jack in technology and limited amount of training we've been able to create super soldiers.” he said?! Kenyataan di lapangan? Membuka kunci pengaman senjatanya sendiri saja, si Cage kebingungan. Naaah lhooo.
Poster propaganda (credit)“I want you to join the war on terror”, ehm, bukan dink. ~,~ Look at her, she’s awesome. *kawaii* \ .>_<. /
  • Sometimes, what you need is just shut up your mouth, and keep working by yourself.

Kadang, yang kamu perlu lakukan hanyalah beroperasi dalam diam. Ada yang pernah dengar motto para intel? "Berhasil tidak dipuji, gagal dicaci maki, hilang tidak dicari." Yaa, mirip-mirip jargon mereka lah. Tapi, kalau sampai hilang tidak dicari, kok ya kesannya nggak ada yang peduli ya. T^T

“Information is power”, saya pernah nemu ungkapan seperti ini dengan pelengkap berupa gambar seorang anonymous bertopeng sosok V dari film V for Vendetta yang terkenal itu.

Informasi memang bisa memberi kita kekuatan, jika kita bisa menggunakan informasi tersebut. Mengetahui sebuah informasi, seorang diri tanpa ada orang lain yang ikut tahu, lalu kita cuap-cuap menyampaikan informasi tersebut secara serampangan dan tidak tepat sasaran, salah-salah kita malah dianggap gila. So, apa yang harus dilakukan? Bekerja dalam diam. Melakukan apa yang bisa dilakukan. Mengerjakan apa yang bisa dikerjakan. Hingga cukup beruntung untuk menemukan kawan yang juga cukup ‘gila’ -karena mengetahui informasi yang serupa- untuk diajak bekerja sama.

edge of tomorrow
Cage mencoba memberitahu nasib yang akan dihadapi oleh teman satu timnya, jika mereka tetap pergi menyerang para mimic.

edge of tomorrow
Apakah teman satu timnya percaya? Tentu saja tidak. Wakakaka. Ngenes. :v
Haruskah Cage membenci dan menyalahkan rekan setimnya karena mereka tidak mendengarkan ucapan Cage? Tentu saja tidak! Cage tidak bisa marah, karena mereka memang belum tahu. Yeah, mereka hanya belum tahu saja. Seharusnya Cage kasihan pada mereka, dan memang itulah yang dia lakukan. Cage berusaha menyelamatkan rekan-rekan setimnya tadi. Seorang diri. Hingga usahanya berbuah sesuatu.

edge of tomorrow
“Come find me when you wake up!” Akhirnya Cage berhasil menemukan bahwa ada juga orang yang sama sepertinya.

*******

Empat poin dulu deh. Poin lima, dan poin enam sepertinya harus saya potong.  Biar nggak kepanjangan. Kalau nanti nemu poin-poin lainnya, saya jadikan postingan berikutnya. Lumayan, buat bahan apdetan. Empat poin di atas tentu saja diperoleh dari hasil pengamatan yang tidak lepas dari unsur subjektifitas. Karena aktivitas membaca makna pesan dalam film, tidak bisa terlepas dari pengetahuan si pembaca makna. Ada yang sudah menonton? Share juga donk, pesan apa yang bisa kamu tangkap dari film Edge of Tomorrow yang kita bicarakan tadi.

Akhir kata, terimakasih sudah membaca sampai di kalimat ini. Saya terharu. Permisi ya, mau nangis bombay nih, efek sindrom bulanan. Byeee.

PS:
  • Rilisnya bulan Juni, dan saya sudah punya banyak skrinsyut adegannya. Jangan nanya dapetnya darimana. Rahasia umum inimah.
  • Pengen ngomongin plot holenya, tapi saya tulis terpisah dari postingan. Biar yang belum nonton nggak terdzolimi. Yang udah nonton, baca komen tentang plot hole versi saya di bawah. #gak ada yang nanya keleus. :v









19 komentar:

  1. Asah otak:
    Setelah mikir, meresapi serta merenungkan... plot holenya adalah:
    -andaikata, ada dua orang atau lebih yang bisa membunuh alpha di saat yang bersamaan, siapa yang punya andil untuk bisa mereset ulang sang waktu? Semua orang yang punya kemampuan khusus, secara bergantian? Atau hanya satu orang dan yang lainnya diabaikan? Kalau semua bisa, bukankah akan timbul paradoks?!

    Di hampir penghujung film, ketika sudah berhasil menemukan letak omega, kenapa si Cage atau si Vrataski tidak menyasar si alpha dulu saja? Bukankah lumayan, jika bisa punya kemampuan reset waktu? Artinya bakal punya kesempatan cadangan, atau dengan kata lain, kemungkinan untuk bisa menghancurkan omega, prosentase kesuksesannya bisa lebih besar?!

    Apa lagi ya? Kayak kurang kerjaan banget sampe mikirin plot hole film secara mendetil. Haha.

    Posting sendiri, komen sendiri. Ngenes bener dah, wkwkwkwk. XD

    ealah, telat satu detik aja, ternyata udah tanggal 31. :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alpha tidak respawn, Omega juga tidak.
      Yang respawn hanya si Cage sama si Vratavsky.
      Buktinya, di ending film, Omega sudah gak muncul, kan?

      Hapus
    2. iya, bisa jadi, salah satu holenya juga itu. Harusnya di ending film, semua gak bisa respawn. Bukankah kemampuan reset waktu, yg ngatur omega ya? Kalo omega udah dihancurin, trus siapa yg ngereset waktu ulang? Kenapa Vrataski dan Cage bisa muncul lagi, sedangkan omega sudah hancur?

      gak perlu dibahas, gak penting. Cuma film juga. :v

      Hapus
  2. puanjaaaaaaang bgt sih Enha... blm nonton filmnya udah baca keburu bosen duluan deh... :D tapi asik, kayaknya lbh seru baca reviewnya di sini ketimbang liat filmnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukan review itu kakak :v
      nonton aja, filmnya lucu lho.
      masih kepanjangan ya ternyata, padahal udah ada yg di-cut. @,@

      Hapus
  3. jadi pengen nonton filmnya seru sepertinya
    lengkap banget reviewnya mba' Enha

    BalasHapus
    Balasan
    1. tonton aja mbak, bagus dan lumayan menghibur kog :D

      Hapus
  4. pagi enha @_@

    wah, sepertinya film seru tuh, sayang e ga punya videonya >_

    "Masalah? Hadapi! Bukannya malah lari."
    wah ini nih penting banget menurutku, salah satu bentuk pendewasaan diri .

    BalasHapus
    Balasan
    1. malem bro @_@

      keknya di ganool ada kog. kalo aku sih cuma dapet gretong, ga tau dulu nemunya dimana. Masih rame2nya nih. Keknya video yg kualitasnya bagusan juga baru keluar.

      eia, gomen baru bales. Kemaren pas mo ngebales mendadak lepi hang. wakakaka XD

      Hapus
  5. Malas baca ah, tapi terlanjur dibaca habis. -_-"
    Kayaknya bagus nih filem, jadi ingat Limitless. (komentar singkat)

    BalasHapus
    Balasan
    1. malas baca, tapi terlanjur dibaca? :v

      bagus kog, kamu gamer juga kan? tonton aja. :D
      limitless apaan ya? film juga? aku malah belum pernah nonton.

      Hapus
  6. Limitless juga filem yang konsepnya gitu. Kalau mati, ngulang dari awal. Limitless ceritanya tentang pengeboman di kereta.

    Ada lagi, udah nonton Next? Next juga gitu, orangnya bisa melihat dan memilih pilihan-pilihan masa depan yang muncul. Kalau si orangnya gagal, dia bisa ngulang lagi dari awal makanya si orangnya itu nggak pernah kalah judi.

    Apa lagi ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. mbahas filmnya dilanjut kapan2 ya. Ngenet di warnet gak pewe nih.

      Hapus
  7. reviewnya keren,filmnya pasti seru tuh
    sukses

    BalasHapus
    Balasan
    1. tengkiu mbaksist, bagi penyuka film action, lumayan seru kog. Tonton aja kalo gak percaya :v

      Hapus
  8. sempat nonton depannya aja, eh keputus karena inet lagi lemot :(...mau download malah lebih lemot ketimbang streaming..apesss...dari ulasannya keren filmnya kyakanya ya..ulasannya juga keren..sy ga bisa paham alur film setiap sy nonton film..knp yah :D...

    BalasHapus
    Balasan
    1. coba ke warnet bang bro, wkwkwk :v
      filmnya lumayan mengibur, tonton aja :D
      kenapa gak bisa paham alur film? apa dulu yg udah bang bro tonton? kalo semacem film yg bikin mikir, kadang memang saya juga suka roaming :v

      Hapus

Komentarmu tak moderasi, artinya ya aku baca dengan seksama, dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Komentarmu = Representasi dirimu.
Ojo saru-saru lan ojo seru-seru. Ok dab?