Bismillah...
Kata bang Ippho Santosa, kalau kita memberi sesuatu kepada orang lain, maka kita akan memperoleh imbalan balik dengan harga yang nilainya lebih banyak. Apa teman-teman percaya? Kalo aku sih percaya-percaya aja. :D
Awal April kemarin, buku yang kubeli sejak tahun 2015 lalu, akhirnya sudah kukirim ke Falzart. Dan buku itu sudah dia terima.
Sirah Nabawiyah versi al-Buthy (credit) |
Nah, beberapa hari berikutnya, akunya malah gantian mendapat sebuah buku dari mbak Milo (Millati Indah Taufiqin). Buku ini telah membuatku mupeng sejak jaman kuliah. Dulu, lembaga kampus yang pernah kuikuti mengadakan acara untuk membedah buku ini. Waktu itu, pembicaranya adalah penulisnya sendiri.
Tahu nggak, apa yang paling kuingat dari acara bedah buku tersebut? Aku malah ingatnya: pak Ahmad Mansur Suryanegara (sang penulis buku yang kumaksud) mengomentari gaya desain gedung kampus kami. Pilar-pilar gedung yang terdiri dari beberapa pilar berbentuk sedemikian hingga (maaf, kurang bisa menjabarkan dengan baik >_<), beliau bilang mirip simbol organisasi tertentu. Aaaaaaa~. Nih bapak, selain ahli sejarah sepertinya juga ahli simbologi. XD *excited*
Tralalalalala~ |
Betewe, ada yang tahu nggak, buku apa yang aku maksudkan? Tentunya buku Api Sejarah donk~
Tralalalalala~ |
Mbak Milo dengan murah hatinya, mengirimiku buku Api Sejarah jilid 1, versi hard cover lagi! Edisi revisi pula! Mana plus tanda tangan pak Ahmad Mansur Suryanegara! *pamer*
Alhamdulillah yaaa, sesuatu bangeeettth~
Kalo dinilai dari harga beli, tentunya Sirah Nabawiyah versi Al Buthy yang kukirim ke Falzart, jauh lebih murah dari Api Sejarah jilid 1 yang diberikan oleh mbak Milo kepadaku. Well, that’s mean: aku menanam dan hasil yang berlipat bisa langsung kuunduh beberapa hari kemudian. :D
Tapinya, mbak Milo juga memberiku PR. PR nya berwujud review-an buku tersebut. Yang tentu saja, tanpa diminta untuk mereview pun, pasti akan aku review –insyaAllah-
****
Memberi dan Menerima. Diberi maka selanjutnya adalah gantian Memberi...
“Allah subhanahu wa Ta’ala mengistimewakan sebagian para hamba-Nya dengan anugerah kekayaan dari-Nya agar dapat dinikmati juga oleh hamba-hamba-Nya yang lain. Maka Ia pun membiarkan harta itu di tangan mereka selama mereka mau menggunakannya untuk kepentingan orang banyak. Tetapi, jika mereka hanya menggenggamnya untuk diri sendiri, niscaya Ia akan mencabutnya dari mereka dan memindahkannya kepada orang lain.”
-Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu
Nah, berhubung menurutku sebuah ilmu juga merupakan kekayaan, maka berlandaskan asas saling memberi dan menerima, aku pun mengirimkan salah satu buku yang menurutku sangat bagus kepada saudaraku yang ada di Makassar sana. Kalo nggak salah ingat, si Falzart pernah nyinggung kepengen baca sirah. Makanya, akupun kirimi dia sirah versi Al-Buthy. :D
Memberi dan menerima –kita ini seperti medium alias perantara. Gusti Allah memberi rezeki kepada kita, lalu ketika kita sedekahkan sebagiannya ke orang lain, tentu saja Sang Pemberi rezeki menjadi senang. Andaikan ketika kita diberi rezeki berlebih dan kita monopoli untuk diri kita sendiri, maka siap-siap saja bakalan kejadian kek wejangan Ali bin Abi Thalib di atas.
Warning: Artinya, brother Falzart harus ikutan menyampaikan isi buku Sirah Nabawiyah versi Al-Buthy tersebut, kalo enggak, tanggung sendiri akibatnya. :p
Begitupun denganku. Sudah diberi buku oleh mbak Milo, maka aku harus membagikan ilmu yang aku dapat dari buku tersebut. Tapi sepertinya bukan dalam waktu dekat. Karena random postingku juga belum kelar. Hahaha. Lagi-lagi mood timbul dan tenggelam. T^T
Untuk mbak Milo, nantikan saja rezeki tak terduga sebagai balasan atas pemberiannya. Kalau bukan dariku, pasti akan dibalas melalui perantara orang lain. insyaAllah. Atau, siapa tahu nanti mbak Milo bakalan cepat ketemu sang belahan jiwa. Eeaaa. Aamiin.
Nah bagi kalian dear pengunjung blog absurd ini, baik pengunjung yang selalu menyempatkan waktu membaca tulisan-tulisan absurdku, maupun yang nyasar ke sini secara tak sengaja, akan aku bagikan sesuatu juga buat kalian semua. Dan apa itu?
Bagi tips aja deh yaa~ ^^
Ada salah satu keyword unik yang nyasar ke blog ini. Keyword ini berbunyi: cara cepat mencari jodoh. Hihihi... Masalah jodoh emang pelak dan membingungkan sekali ya, sob. Apalagi buat para jomblo macam kita-kita.
Biar nggak galau melulu mikirin jodoh yang belum kunjung ketemu, percaya aja bahwa ketika kita sudah benar-benar siap dan pantas, maka di waktu yang tepat kita akan bertemu dengan orang yang tepat pula. Nah itulah yang namanya jodoh.
Betewe, kalo bang Ippho pernah bikin buku mengenai percepatan rezeki dalam 40 hari, maka tips yang akan aku berikan merupakan modifikasi idenya bang Ippho. Tentunya masih mengenai masalah jodoh. Idenya adalah: Percepatan ketemu jodoh dalam 40 hari.
Pengen ketemu dengan sang belahan jiwa dalam 40 hari? Gimana caranya? Baca aja bukunya bang Ippho tentang gimana caranya mempercepat rezeki; trus bab yang bersangkut pautan dengan rezeki, ganti aja dengan ikhtiar ketemu jodoh. Habis perkara. Hahahaha... *lalu ditapuk*
Tips (absurd ala gw) mengenai percepatan ketemu jodoh...
Dalam seminar yang pernah kuikuti, bang Ippho bilang bahwa jika mengharap suatu kebaikan lebih cepat datang kepada kita, maka kita harus pancing dengan sedekah. Sedekah untuk memancing rezeki, bisa dimulai dengan bersedekah sejumlah minimal 10 persen dari target yang ingin kita capai. Misalnya, kalau kita ingin menang tender senilai semilyar, ya minimal kita harus sedekah sebanyak seratus juta (sepuluh persennya dari semilyar). Itu contoh kasarnya saja.
Trus, apa syaratnya biar cepet ketemu jodoh? Ya salah satunya pake sedekah juga!
Yang jadi pertanyaan adalah: berapakah jumlah yang harus disedekahkan, biar kita cepat ketemu jodoh? Hayoooo, berapa coba? :p
Jawabannya tentu tergantung dari berapa harga jodoh kita masing-masing. :p
Lha emang, berapa kira-kira harga jodoh bagi seseorang? Tentu saja harganya priceless! Tak ternilai. Kalo harga jodoh adalah priceless, maka yang disedekahkan minimal juga haruslah hal yang teramat-sangat-berarti-sekali bagi kita.
Bang Ippho cuma menjelaskan sampai di situ. Nggak dijelasin lagi tentang jumlah nominal atau tentang hal berharga apa yang harus disedekahkan. Kupikir, ini sih memang karena hal yang berharga bagi seseorang, belum tentu akan sama berharganya bagi orang yang lain. Ya nggak sih?
Lalu akupun mulai mikir: hal apakah gerangan itu? Yang paling berharga di hidupku? Laptop? Motor? Kalung dan cincin? Duit tabungan? Emak? Bleh... masak gw nyedekahin orang tua gw -_-“
And then, baru kusadari bahwa hal yang sangat berharga bagiku adalah waktuku. Ya, waktu, man! Biar lebih jelas tentang contohnya, sepertinya aku harus mendeskripsikan diriku sendiri. Aku tuh orangnya sukaaaa sekali menyendiri. Sukaaaa sekali mematok me time only berkepanjangan. Kalo udah pengen menyendiri, nggak pengen diganggu gugat. Kalo diganggu, gw bisa bad mood dan itu bisa membuat sisi evil-ku keluar. Parah ya?! :v
Selain waktu, hal yang paling berharga bagiku adalah pemikiran-pemikiran absurdku. Juga rasa harga diri alias pride dan juga ego. Huh, banyak juga ya? Trus, cara menyedekahkan hal-hal tersebut, gimana ya? Gampil.
Sedekah waktu >> bisa dengan mengalokasikan waktu untuk membantu orang lain, dan nggak melulu menghabiskan waktu untuk menikmati me time only~
Selain itu, pride dan ego sepertinya juga harus di-reduce sedikit demi sedikit. Mengikis ego itu nggak gampang say, tapi kalo dipikir-pikir lagi, aku yang sekarang sudah agak beda dengan aku jaman dahulu. XD
Eh, tapikan hal yang menurutku berharga bagiku, belum tentu juga berharga bagimu. Jadi, cari sendiri ya, hal apa yang menurut kawan-kawan sekalian sangat berharga itu. Lalu sedekahkan.
Dan kalian nggak akan menemukan apa yang paling berharga bagi kalian, jika kalian belum bisa mengenali diri sendiri. Jadi, kesimpulannya adalah... sebelum ngebet pengen segera ketemu jodoh, maka kenali dulu diri sendiri.
Udah ya, have a nice day and bye~
PS: Tips di atas tuh baru sekedar teori. Karena nyatanya, sampai sekarang belum kupraktekkan 100 persen. Masih suka nggak rela aja untuk melepas me time only dan membuang pride serta ego jauh-jauh. Seperti lagunya Christina Perri, "How can I love when I'm afraid to fall..." yang ada lovenya malah restrained, yes? Huhuhuhu... T^T
Idealnya sih, dipraktekin dulu, baru kalo berhasil lalu tipsnya di-share. Idealnya sih memang begitu. Tapi... Ah ya sudahlah~
:v
buku api? mau bangun negara api, ya? Bhahaha
BalasHapuswew XD
Hapuslong time no see...
kemane aje lu bang? :D
gk kemane-mane, kok ... :)
Hapusngapusi :v
Hapussekarang lu di Semarang kan? Berarti udah pindah domisili donk namanya? :p
Nah, emang tadinya gue dimana coba? Huhuhu
Hapusdi Kendal. :v
HapusKemaren kapan ada sms iseng nyasar ke nomer gw, ngakunya dari kendal.
Gw kira itu lu bang.
Ternyata, di daerah gw juga ada nama dusun Kendal.
:v
Bhahaha, ngarep ... >_<
Hapushahaha... asem ig. :v
HapusYadooo, jadi inget buku hadiah GA jaman dulu. Ada yang belum disampaikan ke orang lain. Males jeee.
BalasHapusAku masih belum bisa kalo sedekah hal yang berharga buatku. Kalo ngasih makanan kesukaanku aja biasanya dibela2in beli 2, 1 buat dimakan sendiri, 1 dikasih ke orang.
emangnya, hal berharga yg belum bisa disedekahkan itu, apa sih mbak? kepo nih. :v
Hapusapa ya? malah bingung mikir hal berharganya apa. yang jelas masih nggak siap beralih dari status memiliki jadi tidak memiliki.
Hapustapi setelah memasuki fase tidak memiliki, bukankah nantinya akan jadi memiliki yang lebih baik? Yang hilang diganti dg yg lebih baik kamsudnya...
HapusApa donk mbak? Biar cepet ketemu jodoh, musti dipikirin baik2 lho. :v
*disambit rencong*
Aufffff, Falzart disebutin beberapa kali di postingan yang punya emphasis kata kunci cara cepat mencari jodoh.
BalasHapusBtw, pantas saja judul bukunya terasa tidak asing. Ternyata pernah bilang ya saya ya? Hahaha... Sebenarnya ada versi ebooknya juga lho! (Tapi tetap versi buku asli selalu lebih greget, and thanks fo da buk).
PS. Bukunya masih belum kelar dibaca.
falzart & mbak Milo > cara cepat mencari jodoh.
HapusHmmm, mungkin sebenarnya kalian berdua berjodoh?
*lalu digebukin bareng-bareng*
kalo dah kelar, ilmunya dishare ke orang lain ya bro. :D
*gebukin enha*
Hapusgebukin pake bantal? asyik donk, namanya main gebuk bantal. XD
Hapusapdet apdet apdeeeeeeet!
BalasHapuskyaaaaaaa.... >0<
Hapusiya mbak, pan kapan :v
Lagi ruwet, hahaha~
Keren banget tulisan dan komentar2nya. Suka banget :)
BalasHapusDaku juga suka kamu, sist. ;)
HapusSempat berhipotesis bahwa enHa mungkin lupa password blognya sendiri.
BalasHapusBtw, bukunya belum selesai dibaca, baru sekitar setengah buku lebih sedikit. :v
hiatus kelamaan? tenang ae, akunnya ga pernah di-logout. Jadi kemungkinan gw lupa password bisa diminimalisir. :v
Hapusdulu aku baca buku itu juga butuh waktu lama, karena emang ga bisa dibaca sekali duduk. Musti dipikirkan, direnungkan, dan dihayati biar bisa bener-bener meresap ke dalam sanubari. Tsaaaah bahasa gw. -_-
Pada dasarnya, baca setengah buku itu bikin pertentangan yang berat sekali di kepalaku, apalagi pas sudah masuk bab tentang perang, terkhusus alasan berperang. Well, karena bagian itu lambat sekali dicernanya, saya sempat hiatus bacanya. Hahaha...
Hapustak apa, menurutku lebih baik dicerna secara perlahan lalu hiatus baca karena adanya pertentangan, and then lanjut baca lagi dan kembali meresapi...
Hapusdaripada hanya sekedar membaca secepat kilat agar cepat khatam, tapi isinya malah nggak ada yg mengena, nggak ada yg nyantol blas. Itukan namanya mibadzir waktu dan tenaga, yes? :v
mibadzir>>>> maksudku mubadzir --,
Hapus