Award Pertamaku ...

Setelah kemarin sempet bergalau ria karena diterror oleh nomer cantik, ditambah dengan kegalauan karena wangsit yang ditunggu belum juga ketemu, kini suasana hatiku berubah jadi “agak” gembira lagi. Maklumlah, aku baru saja menemukan obat mujarab, yang berhasil membuat diriku senyam-senyum sendiri. Obat ini secara tidak sengaja kutemukan, saat jalan-jalan dari rumah temen yang satu ke rumah temen yang lain.

Sebentar, tunggu dulu, katanya obat mujarab? Tapi kog gembiranya cuma “agak”, maksudmu bagaimana? Ya, maklumlah... meskipun terror  telepon sudah berhenti, tapi aku masih galau akibat ulahku sendiri. Aku harus berulang kali menonton video pendek 50 episode, yang kemarin sudah pernah kuceritakan itu lho. Agar aku bisa menemukan, hal penting apa sih yang layak aku teliti. Galau deh, nyesel sendiri akhirnya. Kenapa menyodorkan 50 episode sekaligus... -___-“

Curhatnya udahan deh, selanjutnya aku mau cerita tentang obat mujarab tadi. Cerita ini bermula ketika aku sudah cukup jauh berjalan-jalan. Sampailah aku di rumahnya masbro Penghuni60. Di sana, kudapati suguhan yang terlihat menggiurkan dan amat menarik hati. Enak nih kalau aku bisa dapet satu, pikirku. Awalnya sih aku berniat nyomot semua suguhan yang ada di sana. Bagaikan  orang yang lagi nyidam, terus ngelihat mangga muda. Pengennya comot yang banyak, kemudian dibawa pulang. Hehe...

Award Pertamaku dari masbro Penguni60

Ternyata, tanpa ku comot diam-diam pun, suguhan tersebut digratiskan [GRATIS!] oleh pemiliknya. Aku diperbolehkan membawa pulang semua suguhan tadi. Alangkah baiknya, hati masbro Penghuni60 ini ya. Semoga harimu menyenangkan masbro, terimakasih banyak.. ^_^

Eh tapi, rasanya ada yang mengganjal sedikit. Suguhan pertama yang disajikan di sana, aku pernah menemukannya di rumah mbak Maya. Waahhh, padahal di rumah mbak Maya, aku enggak berhak dapet suguhan tadi lho. Hanya orang-orang tertentu saja yang berhak mendapatkannya. Temen-temenku menyebut kondisi ini dengan kalimat: “Tergantung amal dan perbuatan”. Berasa mupeng banget dah waktu itu.

Dan sekarang, tanpa diduga, suguhan manis tersebut sudah berhasil kubawa pulang. Tanpa syarat, tanpa mbayar, tanpa bla bli blu... Buat di pajang dan dipamerin di sini. Yiippiiee. Haha... Tapiiii, berhubung suguhan ini yang bikin bukan aku, maka aku cuman bisa pamerin doank ya. Gak apa-apa kan? Yaahh itung-itung, biar kalian bisa merasakan bagaimana mupengnya aku kala itu. Hehe...

Award yang sempet bikin mupeng...

Bagi kalian yang sudah nyasar dimari, atau memang menyempatkan diri membaca sebuah posting enggak jelas ini, aku ucapkan terimakasih banyak. Semoga harimu menyenangkan. ^_^

Untuk sedikit menawarkan rasa mupeng kalian [itupun jika kalian terlanjur mupeng, kalau enggak mupeng, selamat yaa, hehe], kalian bisa membawa pulang puisi yang pernah dikirimkan oleh mbakku sepupu.  Semoga puisi ini bisa sedikit mengobati rasa galau di hatimu [buat yang lagi galau], dan sekali lagi, semoga harimu menyenangkan. Terimakasih sudah berkunjung... ^_^

Puisi Tanpa Judul

Ku berjalan menyusuri panjangnya jalan,
Membawa kegalauan di relung hati.
Berharap bahagia kan dapat kutemui.

Di tengah jalan, ku melihat secarik kertas
Teronggok rapi.
Berwarna biru

Bergambar pemandangan indah.
Ku pijakkan kakiku di atasnya,
Berharap tak kan ada orang lain yang melihatnya.

Dengan rasa penuh tanya

Perlahan ku angkat kakiku.
Kulihat,

betapa terkejutnya hatiku

Bercampur dengan bahagia.
Dalam hati, aku pun berkata:
“Yes, nemu duit seribu, beli cimol ahh...”