Bismillah...
Apa yang terjadi, kalo kita sedang lapar? Sepertinya ada dua kemungkinan:
- Mudah marah. Kondisi ini berlaku dengan syarat: saat perut merasa lapar (entah kita sadar sedang lapar atau tidak) karena kita memang belum makan –saat ketika kita seharusnya sudah makan. Di sini, kita tak ada niatan sama sekali untuk menunda makan.
- Lemes. Kondisi ini berlaku saat kita lapar karena memang belum boleh makan hingga waktu tertentu (Puasa). Di sini, kita memang punya niat untuk menunda makan.
Okedeh, langsung ke contoh. Tapi contohnya aku ambilin dari iklan Snickers. Nih iklan lucu bener menurutku.
A: "Mobil macam apa ini? Lambaaaatt kayak sipuuut! Sempit lagi! Singkirin nih!"
B: "Badan lo aja yang gedhe..."
A: "Haaaahh! Niiihh... Badan gedhe nih! Badan gedhe!"
C: Ris, nih makan Snickers!
A: Kenapa?
C: Lo rese kalo lagi laper.
Mendingan?
A: Mendingan.
*Karena Laper Ngerubah Orang*
Betewe, aku sendiri juga gitu. Kalo sedang lapar akibat kondisi pertama (lihat lagi dua kondisi di paragraf awal), seringnya memang berubah jadi mode preman. Wakakaka. Kalo pagi belum sarapan, trus diadepin sama setumpuk kerjaan, jadinya ya gitu deh. Mudah emosi. Apakah teman-teman sekalian juga seperti itu?
Kira-kira, kenapa bisa seperti itu ya?
Kira-kira, kenapa bisa seperti itu ya?
“Our brains are energy hogs. Even though the brain is only two percent of our body weight, it consumes about 20 percent of our calories. It is a very demanding organ when it comes to energy.” Brad Bushman.
Otak kita adalah pengkonsumsi energi dalam jumlah banyak. Meskipun berat otak kita hanya sebesar dua persen dari keseluruhan berat tubuh kita, otak mengkonsumsi sekitar 20 persen kalori tubuh yang kita miliki. Dengan kata lain, otak merupakan organ yang paling membutuhkan energi.
Ketika otak kekurangan suplai energi, kekuatan otak untuk mengendalikan diri juga akan berkurang. Hal ini akan membuat kita berperilaku lebih agresif dari biasanya.
TIPS yang sepertinya PENTING:
TIPS yang sepertinya PENTING:
“Before you have a difficult conversation with your spouse, make sure you're not hungry." (Credit).
Sebelum melakukan pembicaraan yang serius –atau pembicaraan yang sulit dengan pasangan (atau dengan siapapun itu), pastikan bahwa kita sedang tidak lapar. Jika dialih-bahasakan dengan lebih mudah: makan dulu lah sebelum memulai diskusi yang serius."If you’re struggling to keep your self-control on track, keep a bottle of lemonade made with real sugar handy. You won’t have to drink it, just swish and gargle when you’re feeling like giving up." (credit)
Untuk dapat menjaga kontrol diri, selalu sediakan sebotol limun yang dibuat dengan gula asli. Limun ini tak perlu diminum, cukup digunakan untuk berkumur ketika kita merasa sudah tidak bisa menahan marah lagi.
Mmmmm.... Jadi, mungkinkah ada hubungan antara tingkat kesabaran Rasulullah yang tinggi dengan gemarnya beliau makan manisan dan madu? Don’t know, yet. :v
In case of Puasa? Lapar? Lemes? Tapi nggak gampang marah...
In my case, kalo pas lagi laper saat puasa, bawaannya memang lemes. Karena lemes, jadinya nggak mudah marah deh. Lha mau marah darimana, orang energinya udah nggak ada? Singkat kata, puasa (seharusnya) bikin kita lebih bisa mengendalikan luapan emosi amarah. CMIIW. :v
Ngambil contoh hubungan antara lapar dengan lemes, lagi-lagi dari iklan Snickers. Tapi si kiper dalam iklan ini, tentu saja tidak sedang puasa. Jadi, kalo dilihat dari efek yang timbul ketika lapar, mungkin memang ada dua macam manusia kali ya. :v
A: Hoey, Lo! Lemes banget sih?! Balik ajadeh!
B: Lo aja kali!
A: Heh? Apa Lo bilang?!
C: Jo!
B: Hmmm?
C: Laper bikin lemes. Makan nih Snickers!
Oke nggak?
B: Oke!
*Lo bukan Lo kalo lagi laper*
Meski TVC ini bukan asli buatan Indonesia, tapi versi Kiper yang ini juga lumayan lucu. Apalagi itu mbak yang pake baju ijo, lucu banget dubbing-an suaranya. TVC-nya bisa dilihat di sini:
Iklan Snickers versi Kiper
Okedeh, segini dulu. Lain waktu kalo ada tambahan ilmu tentang hubungan antara lapar-marah-dan puasa, akan aku share lagi. Tapi nggak janji. Fufufu... ~,~
Have a nice day and happy fasting (bagi yang menjalankan).
Bye~
Tambahan per 30 Oktober 2017
Sepertinya tidak ada hubungan antara tingkat kesabaran Rasulullah SAW dengan gemarnya beliau makan manisan. Terlalu banyak memakan makanan yang manis, malah akan menyebabkan diabetes. Gejala awal diabetes salah satunya ditandai dengan mudah marah.
Apakah tingkat kesabaran Rasulullah juga dipengaruhi oleh banyaknya jumlah istri beliau SAW? Dunno. Hipotesa ku sih:
A lot of wifes means a lot of exercises. And exercise not only help detox body toxin, but also help boosting mood from hormonal change. Ini baru dugaan ku saja. Nanti kapan-kapan diapdet lagi, tapi tidak janji.
Yang jelas, jangan kebanyakan makan makanan yang terlalu manis, yaaa...
Have a nice day and bye~
ini ceritanya analisis TVC Snickers ya? moga aja lantas ada yg tergerak menjadikan sbg bahan skripsweet #eh :p
BalasHapusbukan donk...
Hapuskalo analisis TVC-nya, pasti iklannya udah dioprek habis-habisan kan? :D
Hish, ingat kata profesor Pawito, kalo bisa, skripsi itu mbok ya jangan cuma menganalisa sepotong iklan. :D
Kalo skripsweet cuma menganalisa sepotong iklan, kug ya rasanya kurang greget. Kurang nendang *atau malah beneran minta ditendang?*
XD