Kamis, 20 November 2014

Nah Ini Dia, 16 Kemungkinan Jodohmu!

Bismillah…

Salah satu enigma terbesar dalam hidup manusia, adalah masalah jodoh. Betul nggak? Yang udah ketemu jodohnya dengan mudah, bisa jadi akan menjawab, “Nggak tuh!” Sedangkan yang belum ketemu dengan jodohnya, kemungkinan akan manggut-manggut membenarkan kalimat pertama tadi. “Jodohku di mana ya? Orangnya seperti apa ya? Udah lahir belum ya? Atau jangan-jangan malah udah mati? Atau jangan-jangan penyuka sesama jenis? Atau jangan-jangan…”

Daripada mikir yang enggak-enggak, mending percaya ajadeh pada statement yang mengatakan bahwa 'semua makhluk memiliki pasangannya masing-masing,' serta statement bahwa 'jodoh nggak bakalan tertukar*'. Dan biar kita nggak semakin terjerumus pada tebak-tebakan yang mengarah pada berbagai pemikiran sesat lainnya, sekarang langsung aja masuk ke pembahasan. 


 Jodoh, apa itu?


“Secara pasti dan meyakinkan, saya bisa mengatakan bahwa kita semua tidak akan pernah tahu siapa yang akan menjadi jodoh kita, sebab jodoh itu merupakan rahasia Allah sebagaimana yang dapat kita pahami dari takdir-Nya. Jodoh kita di masa datang adalah bagian dari takdir Tuhan yang tidak dapat kita ketahui, sebab semua takdir tentang esok hari dan masa depan menjadi rahasia Ilahi.” (Muhyidin, hlm 25).

Sekali lagi, Jodoh itu Rahasia Allah. Kau tidak bisa bilang telah berjodoh dengan seseorang sampai kau telah halal sempurna baginya, sampai 'arsy Allah berguncang karena prosesi akad nikah yang dilangsungkan, sampai hak perwalian berpindah dari kedua orang tua ke seorang suami. Untuk yang terakhir kalinya, jodoh itu rahasia Allah. Sungguh, buka matamu lebar-lebar, buka akalmu matang-matang. Biarkan niat baik itu mengalir bersama ridho-Nya, Insyaa Allah. Jodoh bukanlah perkara aku menyukaimu, melainkan perkara aku menikahimu. (Putri Cahaya)

Terkadang, misteri diciptakan justru untuk memeriahkan alur hidup kita. Untuk menjadikan penggal kehidupan kita menjadi penuh gairah. Mencoba-coba menyibak misteri seringkali melelahkan dan mementahkan harapan. Jadi, sikap yang terbaik dalam memandang sebuah perjodohan adalah tawakal. Jodoh adalah misteri. Serahkan kepada Sang Pemilik Misteri itu. Habis perkara. (Afra & Elyta, hlm 37).

Setelah menikah, malah tidak sakinah? Why?

Ketertarikan dan cinta terhadap lawan jenis memang merupakan kecenderungan yang sangat alami. Manusia tercipta dengan membawa fitrah tersebut dalam dadanya. Untuk apa fitrah tersebut di bawa? Tentu saja, agar kita saling merasa terpesona, tertarik, tenteram, dan bahagia. (Muhyidin, hlm 192).

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” QS. 30:21

Menurut Muhammad Nabiel Kadzim (dalam Afra & Elyta, hlm 45), “dengan menikah, sepasang suami istri harus bisa saling menutupi, menjaga, merawat, memberi kehangatan, menjadi perhiasan, saling mengganti, menyempurnakan, tolong-menolong dalam menanggung beban hidup, bersama-sama dalam merasakan kenikmatan, dan sebagainya.”

“Jadi, apabila sobat sekalian bermaksud untuk menikah, entah kapan waktunya, maka itulah yang dimaksud dengan konsekuensi dari kecenderungan yang bersifat alami itu (tertarik kepada lawan jenis). Sejatinya, menikah haruslah bisa menjadikan lebih bahagia, lebih senang, lebih gembira, lebih tenang, lebih tenteram, dan lain sebagainya.” (Muhyidin, hlm 192).

Sungguh sayang apabila setelah menikah, justeru mengalami hal-hal berikut ini:
  1. Jauh lebih tidak cerdas dan shalih dibandingkan ketika masih hidup sendiri
  2. Mendapatkan kesengsaraan, kerendahan, kehinaan, kekecewaan, kesedihan yang bertumpuk-tumpuk setelah menikah
  3. Malah sering berbuat keji dan mungkar
“Anda merasa sibuk. Merasa sulit membagi dan mengatur waktu. Kesibukan telah membuat Anda berpikir untuk tidak ada lagi waktu mengerjakan kebajikan-kebajikan hidup. Jadi, alih-alih Anda akan semakin merasa tenteram, tenang, dan bahagia hidup berumah tangga, Anda justru semakin merasakan kehampaan dan kekosongan di dalamnya.” (ibid, hlm 194).

Kenapa bisa begitu? Apa yang sebenarnya terjadi?

Semua itu terjadi karena Anda tidak benar-benar memperhatikan, memperhitungkan, menimbang, mengetahui, memahami, dan menyadari benar-benar apa, siapa, dan bagaimana jodoh Anda! Kala itu, Anda hanya merasa cinta saja, merasa tertarik saja, merasa cocok saja dengannya, tetapi Anda mengabaikan segala kemungkinan yang ada pada diri calon pasangan Anda.” (ibid).

Jadi, kriteria jodoh yang baik itu yang bagaimana?


“Sungguh signifikansi dari mengetahui dan memahami kemungkinan-kemungkinan dari orang yang akan menjadi jodoh Anda, tak lain dan tidak bukan adalah untuk dua hal berikut ini:
  1. Agar Anda yang kemarin dan hari ini mempunyai citra diri negatif, entah di mata manusia, utamanya di mata Allah SWT., menjadi pribadi dengan citra diri yang positif. 
  2. Agar Anda yang sampai detik ini masih tetap menapaki jalan-jalan kebenaran, akan semakin tampak jejak-jejak kebenaran tersebut ketika nanti telah menikah.” (ibid).
Pendahuluannya selesai, sekarang masuk ke bagian inti. Siapa saja sih, 16 kemungkinan kriteria jodoh kita?

“Wanita itu dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, karena agamanya. Oleh karena itu, pilihah wanita karena agamanya, niscaya engkau akan beruntung.” (H.R. Abu Hurairah).

So, dari empat kriteria tersebut, ketika dijadikan dalam daftar kemungkinan maka akan menghasilkan 16 kemungkinan kriteria jodoh, yang dirangkum dalam tabel di bawah ini:

Inilah 16 Kemungkinan Jodohmu
Inilah 16 Kemungkinan Jodohmu

Sobat sekalian tahu cara membaca tabel di atas kan? Good. Kalau begitu, sekian dulu posting kali ini. Terimakasih sudah mampir dan membaca.

Bye~


[Nggak dink, bercanda]


Kemungkinan jodoh yang pertama adalah jodoh yang kaya, berasal dari keluarga baik-baik, cantik, pandai agama pula. Dalam buku dicontohkan bahwa kriteria seperti ini ada pada diri Khadijah ra. Dan seperti kita tahu, bahwa Khadijah merupakan jodohnya Rasulullah.

Kemungkinan jodoh yang kedua adalah yang kaya, cantik, agamanya baik, tapi nasabnya buruk. Kemungkinan jodoh yang ketiga adalah yang berasal dari keluarga baik-baik, cantik, agamanya baik, tapi miskin. Dan seterusnya. Baca sendiri tabelnya donk!

Betewe, tabel di atas itukan ceritanya merupakan kriteria jodoh bagi laki-laki, trus apakah bagi perempuan, kriteria jodoh idealnya juga banyak -sampe 16 kemungkinan- kek gitu?

Bagi kaum perempuan kriterianya gak perlu muluk-muluk sob, cukup ikuti aturan yang ini saja:
“Apabila datang kepada kalian seorang laki-laki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya maka nikahkanlah dia. Dan jika tidak maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah & Al-Hakim).

Dari kedua hadits (yang sudah disebut di atas) jelaslah bahwa kriteria yang ideal untuk calon jodoh, baik pria maupun wanita, adalah mereka yang memiliki keindahan dalam hal beragama dan berakhlak. Karena pada hakikatnya, kecantikan dan ketampanan akan memudar seiring usia. Harta benda tidak akan akan membawa kemaslahatan pada pemiliknya jika dia tidak cerdas mengelolanya. Apalagi jika harta benda tersebut diperoleh dari jalan yang tidak halal. Begitupun derajat keturunan, tidak akan berkontribusi apa-apa pada penyandangnya andai dia miskin akhlak, juga miskin pemahaman dan pengalaman beragama. (Afra & Elyta, hlm 72).

Bercerminlah!


Dalam sebuah episode acara MTGW, ada seorang mbak-mbak sedang curhat pada pak Mario, tentang nasibnya yang hampir mendekati expiry date, tapi belum juga nikah. Istilah expiry date ini dicetuskan oleh si mbak sendiri. Menurut si mbak, expiry date ini merupakan ambang batas usia aman untuk melahirkan. Dan jadinya begitulah, si mbak khawatir karena sudah hampir memasuki ambang batas usia aman untuk melahirkan, tapi belum juga menikah. Tahu apa sebabnya? Kesimpulanku sih, karena si mbak tadi mematok kualitas calon pasangan yang cukup tinggi, tapi kurang jitu melihat kualitas diri sendiri. *peace ya mbak* ‘_’ V

Dari curhat si mbak tadi, kira-kira apa hikmah yang dapat diambil? Kita boleh saja mematok kriteria yang nyaris sempurna tanpa cacat (ganteng atau cantik, dari keturunan yang baik, kaya, dan pandai agama), tapi kira-kira, si nyaris sempurna ini, apa bakalan mau sama kita?

“Prinsipnya sangat sederhana, yakni apabila Anda ingin mendapatkan jodoh sesuai dengan kriteria yang Anda tetapkan, pertama-tama Anda harus melihat diri Anda; Anda harus menengok diri Anda, menyapa diri Anda, dan bertanya terlebih dahulu kepada diri Anda sendiri:
  1. Apakah yang menjadikan saya harus menikahinya?
  2. Apa yang ada pada diri saya seimbang dengan apa yang ada pada dirinya?
  3. Apakah kelebihan dan kekurangan saya jika dibandingkan dengannya?” (Muhyidin, Halamannya lupa gw catat) :v

Intinya, hitung dirimu sendiri dulu sebelum menghitung orang lain.

Kalo mau jodoh yang kriterianya mendekati pribadi Khadijah ra, maka brothers sekalian harus punya kualitas seperti kualitas pribadi Rasulullah. Kalo mau jodoh yang mendekati kriteria Rasulullah, maka sisters sekalian harus punya kualitas seperti kualitas bunda Khadijah. Bahasa gaulnya: Apa yang diterima, sebanding dengan apa yang diusahakan.

Jika Anda menginginkan seseorang yang ideal, hadapkanlah diri Anda ke cermin, lalu bertanyalah, “Sudahkah diri ini pantas menjadi calon pasangan hidup dari seorang pria atau wanita yang ideal?” Jika belum, pantaskah diri ini berharap akan mendapatkan jodoh yang ideal, sementara usaha yang Anda lakukan untuk menjadi seorang yang ideal pun sangat minim atau bahkan sama sekali nol?

Jika Anda baru menyadari sekarang dan Anda pun baru sadari bahwa detik ini usia Anda sudah tak lagi muda, jangan langsung merasa panik dan putus asa. Karena sesungguhnya tidak ada kata terlambat untuk berubah, apalagi untuk berubah ke arah yang lebih baik. Kalimat bijak ini mungkin bisa dijadikan renungan: “Hidup bukan tentang seberapa besar kesalahanmu di masa lalu, tapi tentang bagaimana kamu memperbaiki diri dan kuat menjalani hari.” (ibid, hlm 74).

Yang jomblo… yang jomblo… Pengen jodoh yang baik? Masih ada harapan sob, selama kita mau mengusahakan. 

Trus, yang agamanya baik itu, yang seperti apasih?


Di awal tadi sudah dijelaskan bahwa jodoh yang baik dan yang membawa keberuntungan adalah jodoh yang agama dan akhlaknya baik. Trus, orang yang agama dan akhlaknya baik itu, orang yang seperti apasih? Yang rajin beribadah kah? Belum tentu.

“Adalah tidak mungkin untuk mengetahui keberagamaan seseorang melalui shalat dan puasa serta sebagian ritual agama. Karena, amalan ini merupakan amalan yang sederhana, di mana manusia sedikit demi sedikit dapat terbiasa dengannya. Sebaliknya, iman dan agama dapat diketahui melalui penunaian amanat, penepatan janji, loyalitas, penjauhan dari harta yang haram, pelaksanaan amar ma’ruf nahi munkar, penjagaan hak-hak orang lain, dan penghindaran diri dari kelaliman dan penindasan.

“Abu Abdillah berkata, “Janganlah kalian tertipu dengan shalat mereka dan puasa mereka. Mungkin ada seseorang yang mengerjakan shalat dan puasa sampai-sampai seandainya ia meninggalkannya, ia merasa takut. Tetapi, amatilah mereka dalam kebenaran bicara dan penunaian amanat.

“Sebaik-baik sarana untuk mengetahui iman seseorang adalah pergaulannya. Jadi, iman seseorang dapat dideteksi dari sahabat karib, sanak saudara, dan orang-orang yang bergaul dengannya.” (Muhyidin, hlm 100-101).

Lebih jelasnya, perbedaan antara ibadah sebagai rutinitas belaka dengan ibadah yang benar –yang menghasilkan buah ibadah-, bisa sobat baca di sini (klik).

Fiiuuuhh, sepertinya ibadah gw selama ini masih jauh dari sempurna. Hiks. T_T

Karena jodoh adalah misteri, jadi apa yang harus dilakukan? Pasrah begitu sajakah?

Meskipun ketentuan jodoh adalah hak prerogative milik Allah, kita tetap wajib berikhtiar untuk mendapatkannya. Karena jodoh tidak turun begitu saja dari langit tanpa kita mengusahakannya.
Untuk itu, ada beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam upaya menemukan jodoh terbaik ini, antara lain:
  1. Perbaiki diri dan tingkatkan kualitas diri, untuk menjadi insan yang berakhlak dan berbudi pekerti mulia serta memiliki kadar iman dan takwa yang berkualitas.
  2. Bergaullah dalam lingkungan pergaulan yang baik-baik
  3. Berdoa memohon jodoh yang terbaik, dan barengi pula dengan amalan-amalan yang baik.
  4. Lakukan tindakan aktif, seperti meminta kepada orangtua, sahabat, guru, kakak – atau siapa saja yang dapat dipercaya, memiliki akhlak baik dan bisa menjaga kerahasiaan, untuk mencarikan jodoh.” (baca Afra & Elyta).


*******

Demikianlah ulasan mengenai 16 Kemungkinan Jodohmu, yang penjelasannya kebanyakan dari copas membabi buta. Mendadak mind blank disorder sih. Bingung tentang cara menyusun materi di atas. Penjelasan lebih lengkap tentang plus minus ke-16 kriteria jodoh di atas, silakan baca sendiri di buku. Gak enak juga kalo gw copas semua materi yang ada di situ. Oia, ulasan di atas masih jauuuuuuhh dari sempurna. Jadi kalo ada salah-salahnya, mohon koreksinya yaaaa... :v

Sebagai penutup, gw rangkaikan kalimatnya Kaito-kun sama kalimatnya kak Maya:

Menikah itu bukan proses mencari, melainkan proses menjadi. So? Ketika kau tahu kekurangan seseorang tetapi kau tetap bertahan untuknya, beriktikad keras untuk selalu berada di sampingnya dan dibandingkan menyudutkan posisinya, kau lebih memilih untuk memihaknya. Ya, membantunya menjadi pribadi yang lebih baik.
Akhirnya, hutang postingan gw lunas sudah. Terimakasih bagi sobat sekalian yang sudah menyempatkan mampir dan membaca. Have a nice day and sayonaraaa...


PS: *katanya jodoh nggak bakalan tertukar? Tapi kog masih ada perceraian? Bagaimana pula itu?
Jawaban cukup logis yang gw temukan, Baca di sini. Atau, adakah diantara sobat baikku sekalian yang bisa menjawab dengan sumber yang lebih kredibel, bukan hanya berdasar nalar dan asumsi? Komen donk. :D

Sekali lagi -dan ini merupakan hal yang paling penting, CMIIW yaaaa... >_<


Referensi:

Afra, Afifah & Elyta, Riawani. 2014. Sayap-Sayap Sakinah. Penerbit Indiva: Solo.
Muhyidin, Muhammad. 2011. Inilah 16 Kemungkinan Jodohmu. Sabil: Jogjakarta
Zain, Nurmayanti. Jodoh Rahasia Allah


20 komentar:

  1. Balasan
    1. :D
      Semoga sakinah mawaddah wa rahmah. Jodoh dunia akhirat mbak. Aamiin.

      Hapus
  2. enha masih jomblo kan?? pengen jodoh yang baik ?? tenang. . masih ada harapan sob :D

    wah bener banget tuh, sebelum menghitung orang lain, baiknya menghitung diri sendiri, biasanya sih tak beda jauh 4 kriteria diatas dari pasangan kita.

    kaito-kun siapa? tokoh di detektif conan?

    jodoh emang ga kemana-mana, sudah diatur Allah SWT.

    berikut percakapan gombalan masa kini :
    gue : enha, habis selesai nulis ini rencana mau kemana?
    enha : emm... ga kemana-mana. emang nya kenapa?
    gue : Alhamdulillah. . berarti kita jodoh en. katanya jodoh itu ga kemana-mana

    ^_^V, cheers.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kadang jomblo, kadang single. Tergantung sikon. XD

      walah, penyimak conan ternyata. Kaito yg kumaksud di atas, bukan kaito 1417. Tapi kaito blogger. Gw juga ga kenal sih, SKSA aja, gak kenal tapi sok nyomot quote orang. Hadaaah. -_-"

      Kekna ungkapan ttg 'jodoh emang ga kemana-mana', lebih enakna diganti pake kalimat ini aja bro: jodoh ga bakalan tertukar. :v
      Hayoo, kalo diganti dg kalimat begitu, gak bisa dijadiin candaan lagi. :p

      Hapus
  3. Ah, Enha. Nggak bisa komentar banyak-banyak. Hihihi!
    Menyimak sembari gigit-gigit ujung jempol. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenapa? Grogi ya? :v
      jempol tangan atau jempol kaki tuh yg digigitin sist? XD
      *kidding*
      jadi, kapan nih undanganna? eh

      Hapus
  4. wah bagus juga nih artikelnya tapi saya sudah berkeluarga ^_^, salam perkenalan ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. berarti jodohna mbaksist udah ketemu > suamina mbaksist. Semoga sakinah mawaddah wa rahmah. Aamiin.
      Salam kenal balik. :D

      Hapus
  5. Postingan ini bikin down saja... Hahahaha.... -_-"

    BalasHapus
    Balasan
    1. silakan down, kalo bisa sampe sejatuh-jatuhna.
      Setelah sampe di lantai, jangan lupa buat mental lagi ke atas ya.
      :p

      *emangna si falzart bola bekel?*

      Hapus
    2. Iya kalo bola bekel, kalo batu bata?

      Hapus
    3. kalo batu bata artinya kamu gak bisa mental ke atas lagi. Emang kamu mau, nyungsep di dasar mulu?

      "Seorang muslim boleh gagal, tapi tak boleh putus harapan."
      :D

      Hapus
    4. errr, blogmu yang baru gak boleh dikomen ya? :(

      Hapus
    5. yaaahh, gak bisa komen donk :v

      Hapus
  6. assalamualaikum.. :D #nggak minta kue atau minuman kok sayanya nha. minta dijodohin aja, boleh nggak? hahaa.... :p

    wuss~~~
    nih postingan DEMI APA sih NHA? kasian kan tuh para mblo mblo gaul yang masih saja galo karena jomblo yang tertukar.. ngahaha

    well, over all. i do really agree sama postingan kamu nha. semuanya deh pokoknya. cuman mo nanya itu buku acuan kamu, beli dimana? pasti uda susah ya nemuinnya? err... ya kali kamu pen hibah-in ke saya.. #sambilsenyummalumalu

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaykumussalam, sist Fai :D
      Hah? Minta dijodohin? lha, bukannya sist Fai udah dilamar ya? Atau malah sekarang udah nikah?

      Ini postingan demi kamu qaqa. #plak
      demi membayar hutang postingan dink. @_@

      Kalo buku Sayap-Sayap Sakinah, ini buku baru. Kalo sist Fai mau, inbokin saya alamat, ntar kulemparin buku itu ke situ. Mau nggak? ;D

      Kalo buku yg Inilah 16 Kemungkinan Jodohmu, itu buku perpus sist. Bukan punya sayah. :v

      Hapus
  7. Yah sayang.. aku masih galau nentuiin jodoh. diantara 2 pilihan.
    Btw kog ga ada kriteria ideal untuk jodoh kelompok 1 2 3 4 nya??

    BalasHapus
    Balasan
    1. hwaduh, galau nentuin pilihan sist? Coba masing2 itu dianalisis SWOT saja. XD
      gak ada kriteria yang paling ideal dalam tiap kelompok tabel ya? Why? Mungkin karena tiap orang mempunyai kriteria ideal yang berbeda-beda. Silakan pilih sendiri, yang paling ideal menurut sist Intan Hikari yg seperti apa. :D

      Hapus

Komentarmu tak moderasi, artinya ya aku baca dengan seksama, dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Komentarmu = Representasi dirimu.
Ojo saru-saru lan ojo seru-seru. Ok dab?