Bismillah...
Kenapa curcol pake “Bismillah”? Karena... Semoga ada yang bisa mengambil hikmah. :v
Kenapa curcol pake “Bismillah”? Karena... Semoga ada yang bisa mengambil hikmah. :v
Hallooo minasan... lama tak bersua. Kenapa? Karena
saya bingung harus mulai menulis darimana. Saya hiatus sudah sejak sebelum
Ramadhan kan ya? Padahal waktu itu, pas masih gencar-gencarnya kampanye
pilpres. Sebenarnya saya juga pengin kampanye, tapi nggak jadi. Sudah banyak
yang nge-judge kalau capres pilihan saya dan pendukungnya begini dan
begitu. Pengin banget rasanya koar-koar secara bebas, tapi keadaan politik
sepertinya sedang tidak stabil. Penuh isu-isu yang meresahkan. Apalagi, saya
tinggal di daerah yang mayoritas masyarakatnya merupakan pemilih capres -lawan
capres pilihan saya. Tambah parnolah saya buat koar-koar. Takut diculik. Bukan dink.
Takut di-bully. :v
Ketika masuk masa Ramadhan, fokuspun mulai
terpecah karena adanya serangan Israel terhadap Palestina. Tentu saja pandangan
saya tentang kasus ini masih serupa dengan pandangan saya ketika debat, bukan
debat dink, diskusi dengan brader Samaranji beberapa tahun silam. Pengin
rasanya ngepost tentang konflik ini, tapi akhirnya batal juga. Malah cuma
menyempatkan komen ke tulisannya brader Eksak. Apa yang sudah saya lakukan
untuk membantu mereka? Baru sedekah ala kadarnya.
Memasuki tanggal 22 Juli, hari penetapan
hasil pemilu via KPU, sebenarnya saat itu juga pengin ngepost sesuatu. Tapi,
lagi-lagi dihantui oleh rasa paranoid jika nanti mendadak kondisi politik tidak
stabil, dan ada yang ngamuk-ngamuk. Eh ternyata, malah capres pilihan saya yang
waktu itu kalah via keputusan KPU. Kalah via KPU sih nggak apa-apa, masih ada Mahkamah
Konstitusi. Yang bikin nyesek adalah saat berhembus isu yang mengatakan bahwa capres Wotta sengaja mengundurkan diri dari pemilu. Waktu itu beneran
pengen nangis deh. Saya merasa sedih mendengar bully-bully-an semacam
itu. Lalu tetiba ada teman yang ngirimin pernyataan dari capres Wotta, via inbox
fb tentunya. Apa yang kurasakan setelahnya? Lega. Super lega. Isu tadi hanyalah isu
peresah belaka. Capres Wotta tidak mengundurkan diri dari pemilu, dan seperti
yang kami harapkan, beliau beneran menggungat ke MK.
Ada yang tau, obat ini dijual di mana? (credit) |
Pasca pengumuman KPU, rasanya jadi lebih
damai karena sudah mendekati hari terakhir Ramadhan. Fokuspun beralih untuk mengejar ketertinggalan. Telat bingits yo ben, daripada nggak sama
sekali. Dan pasca Lebaran, sebenarnya juga pengin membuat posting mengenai imam
shalat ‘Ied di tempatku, yang waktu itu salah jumlah takbir. Tapi lagi-lagi
malah batal posting. Sungguh, telah banyak ide yang cuma dijadikan draft offline
tanpa diposting. Akhirnya malah sangat fokus untuk menulis sesuatu tentang
ISIS/IS. Awalnya, pengin nyambungin antara isu ISIS/IS dengan agenda war on terror.
Kudet dan telat dapet info, saya lagi
parno buka-buka link tertentu karena pas pilpres kemaren, antivirusku banyak
memblok ‘sesuatu’ dari link-link tersebut. Dapet info dari salah seorang teman
yang waktu itu ketemu saat dolan bareng, kata dia, Ust. Abu Bakar Ba’asyir
sudah berbaiat pada ISIS. Saya yang tidak mengikuti perkembangan informasinya,
kaget juga donk ya. Kalau Ust. Abu sudah berbaiat, kemungkinan
pengikut-pengikutnya juga sudah membeo donk? Lha, gimana jadinya nih, kalau mendadak ada operasi ‘terduga ISIS’ hanya karena bercelana cingkrang,
berjenggot maupun berjilbab lebar, seperti kasus penangkapan terduga teroris
yang terjadi beberapa tahun silam? Bahkan, kalau tidak salah, waktu itu bukti
pemberatan yang digunakan untuk penangkapan, salah satunya adalah sebuah buku
yang ditulis oleh *initial* WS.
Halloooo, kalau hanya karena membaca buku tertentu lalu
kemudian dianggap sebagai teroris, bukankah itu lucu sekali? Pernah kejadian, seseorang hampir mengira
bahwa saya ini seorang ekstremis, hanya karena saya sudah membaca bukunya Alm.
Z.A. Maulani. Hadeeeeehh... *Tepok jidat*
Suka menduga-duga, kata oom Mario Teguh,
merupakan salah satu sifat dasar manusia. Hanya karena membaca buku Alm. Z.A.
Maulani, dikira anak buahnya Ust. Abu Bakar Ba’asyir. Hanya karena membaca buku
Amien Rais, dikira Muhammadiyah. Hanya karena di dinding rumah tergantung
plakat bertuliskan N dan U peninggalan ayah, dikira bakalan milih PKB. Hanya
karena berteman dengan ukhti-ukhti tarbiyah lalu diberi souvenir cantik,
dikira kader PKS. Hanya karena suka nge-share wisdom quote berbahasa
Inggris, dikira penganut New Age. Hanya karena menggunakan quote
Alm. Gus Dur, dikira Gusdurian yang liberal.
Hanya karena ini dan hanya karena itu! Jangan-jangan,
suatu saat nanti, saya dianggap orang yang meresahkan dan patut diamankan, hanya karena berbicara
seperti ini dan seperti itu? Merinding nih. Jadi, daripada serba salah, mungkin
lebih baik diam dan tidak membicarakan masalah-masalah sensitif.
Balik lagi ke ISIS. Lho, katanya nggak
mau ngomongin masalah sensitif? Hehe. Beberapa hari sesudah dolan, barulah saya
nemu link yang dibagiin mas-mas grup Intelijen. Link ini mengatakan bahwa berita
yang mengabarkan tentang pemimpin JAT -yang katanya- berbaiat pada ISIS,
hanyalah berita hoax. Bahkan, pihak HTI yang sangat menginginkan sistem
kekhalifahan pun, juga tidak berbaiat pada ISIS. Trus, siapa ya, yang
kemaren-kemaren nyiarin bahwa Ust. Abu berbaiat pada ISIS?! Dasar media mainstream,
sukanya main penggiringan opini!
Jangan-jangan (lagi), benar saja apa yang
dikhawatirkan oleh salah seorang mimin grup Intelijen, bahwa isu ISIS ini bisa
menggelinding bak bola salju. Trus nanti akhirnya dikaitkan sebagai
upaya penjegalan capres Wotta, yang lagi maju ke MK. Lho kog bisa? Tergantung
cover up media donk. Disambung-sambungin antara apa yang diusung ISIS,
dengan siapa para pendukung capres-cawapres Wotta. Othak-athik dan kemungkinan
ada gathuk-nya, ada pas-nya. Itulah teori konspirasi.
Gw yg ungu. Gw bukan orang JAT, yg diajak chatting juga bukan orang JAT. Saking parnonya, chatting-pun kadang-kadang
pake kode gajes -_-"
|
Ngemeng-ngemeng terkait teori konspirasi,
David Icke kog malah bilang kalau ketua ISIS sebenarnya merupakan agen Mossad
yang sedang menyaru? Sumbernya? Katanya sih dari bocorannya si Snowden. Lha,
ini hoax apa bukan? Nyari-nyari tentang omongannya si Snowden ini, saya malah jadi
tergoda untuk sekalian ngepoin kabar terbaru tentang Julian Assange. Trus, draft
postingan tentang ISIS-nya nyampe mana nih? Malah belum jadi saya bikin. -____-
Inilah salah satu sisi negatif saya: Terlampau kepo, suka paranoid dan kurang
bisa fokus. Jadinya ya gitu deh. Setiap ada waktu buat bikin posting, malah
waktunya dibuang buat jalan-jalan di dumay, baca ini-itu, terus pusing, terus
gak jadi bikin posting. Hash, udah dulu ya. Apa hikmah yang bisa diambil
coba?
Terlampau kepo, tidak fokus, dan terlalu paranoid merupakan hal yang bisa merugikan. Membuat pikiran jadi ruwet sendiri. Jangan ditiru yaaa...
Oia, kalau ada yang nanya tentang pandangan
saya terkait sistem khilafah, saya sepakat dengan komen di bawah ini:
Typo antara huruf b dan n, tapi saya bukan ummu yang disebut di atas lho ~,~ |
Ada yang merasa pernah komen kek di atas? Nggak terima komennya dipost di mari? Salah sendiri fb-nya nggak dikasih 'peringatan bla bla bla',
di-share buat publik pula. Protesnya langsung ke saya ya, via komen donk. Hehehehehe :p
Bye...
*gajes: gak jelas
PS: buat mbak Ely, "Mbak, postcard-ku belum nyampe..." T_T
Barusan sedang mikir ISIS juga , sereeeeemm :(
BalasHapusWah ... ikut senang akhirnya sampai juga postcardnya, kemarin nggak ikut ya? kamu ? :)
postcardnya belum nyampe mbak :(
Hapusoia, yg acara ke dua, saya ketinggalan. Udah ditutupkah? Kalo belum, pengen ikutan. :v
waah, dan gugatan wotta akhirnya ditolak MK, hee (nyengir lebar)
BalasHapusdan saya pun ingin mengakhiri membaca curhat ini dengan hamdalah, biar dapat hikmah
Alhamdulillah
heheee iya :v
Hapusnothing to lose. Just wait n see. XD
semoga presiden terpilih nggak ingkar janji, nggak membuat kebijakan yg bakal merugikan rakyat dan merugikan Indonesia. Aamiin for that.