Selasa, 14 Oktober 2014

Once Upon a Time at Seminar Pranikah

Bismillah…

“Pengen tahu tentang misteri jodoh dan perjodohan? Ikuti bedah bukunya Sayap-Sayap Sakinah yang akan dibedah langsung sang penulis Afifah Afra. Hari Ahad, 7 September 2014 jam 8-12 di R. Seminar. Gratis untuk donatur. Kuota 150 kursi.” begitulah bunyi SMS yang masuk ke hapeku.

Wow, apanih? Jodoh dan perjodohan? Hyak, aku baru inget kalo pernah berhutang postingan tentang 16 kemungkinan jodoh. Datang ah, siapa tahu nanti ada penjelasan tentang kemungkinan jodoh bagi seseorang. Lumayan lah, buat apdet blog. Sekalian buat mbayar hutang postingan pesenannya si Falzart. Soalnya, dalam tulisan yang kuposting beberapa bulan yang lalu, aku pernah nyinggung buku yang berjudul 16 kemungkinan jodohmu, tapi sampe sekarang bukunya belum kutemukan lagi.

Siapa tahu nanti dalam acara bedah buku ini, apa yang bakal disampaikan oleh mbak Afra, nyrempet-nyrempet ulasan tentang 16 kemungkinan jodoh. Itung-itung sambil latihan menyaru sebagai ukhty jadi-jadian, sekaligus mencatat apapun yang bakalan terjadi. Mirip reporter yang lagi hunting berita. Itu pikirku.

Karena penyelenggaranya lembaga XXX, akupun segera konfirmasi cara pendaftaran pada teman-temanku yang kerja di lembaga tersebut.
Aku: “Nanya donk, bedah buku dengan pembicara Afifah Afra tanggal 7, khusus peserta akhwat atau laki-perempuan? Kalian jadi panitia nggak? Kalo iya, aku daftar donk.” :v
Kak Eno: “Daftar aja, buat kamyu gratis... kamyu...iya kamyu....” :D
Aku: “Deal, akyu daftar eaaa... :D Kalian datang kan? Mbok si meong di SMS, kalo nggak gratis, bayar berapa? Biar dia nggak galau mulu kerana ditinggal nikah.” :v
Kak Eno: “Buat meong juga gratis… Pan donatur gratis semua. Kalo mau sekalian beli bukunya, 30rebu harga bukunya...” :D
Aku: “Daftarnya gimana c?” :v
Kak Eno: “Ketik reg spasi hihi kirim ke ga nol ga pan.... :v
Nama_daftar_BBSSS kirim ke 085 XXX XXX XXX
kui versiku, aslinya tanyakan pada Oyiz.... :v
BBSSS (BedahBukuSayapSayapSakinah)
Aku: “Gak bisa daftar lewat sini ajah ea? *versi KKN*”
Kak Eno: “Bisa yak'e....” :D
Oyiz: “Nomer hapemu piro cete..? Males buka hape. Wkwkwk”
Aku: “Oke, aku daftar via sini ea cyiiin. Inih nomer eike: 081 XXX XXX XXX
chat dengan kompi A
(lanjutan chatting) daripada postingan ini nggak ada gambarnya, wkwkwk XD

… dan malah jadi rencana berkumpulnya Kompi A…
Oyiz: “Bul buuul.....”
Ikho: “Iya.”
Kak Eno: “Hey, melu bedah buku ya…”
Ikho: “Cete ikut gak?”
Kak Eno: “iiikkkkkkkkkkkkkuuuuuuuuuuutttttttttt.”
Ikho: “Yen cete ikut berarti aku gak dewe’an. Boleh saja. Pendaftarannya gimana?”
Oyiz: “Udah tak daftarin” :v
Ikho: “Waktu dan tempatnya kapan dan dimana?”
Oyiz: “Di ruang Seminar, jam 08.00”

****

Minggunya…

Mbak Afra memulai materi dengan memaparkan alasan pembuatan buku Sayap-Sayap Sakinah. Salah satu alasan penulisan buku tersebut adalah karena angka perceraian di Indonesia cukup memprihatinkan. Selain itu, mbak Afra juga membahas aneka macam jenis cinta. Macam-macam cinta yang diulas di bedah buku ini, adalah cinta menurut Teori Segitiga Cinta Stenberg, yang disambungin masalah mawaddah dan rahmah.

Jatah waktu untuk mbak Afra memaparkan materi pun usai. Penyampaian materi dilanjutkan oleh ustadz Hatta Syamsuddin, Lc. Berhubung ustadz Hatta belum membaca buku mbak Afra sampai tuntas, ustadz Hatta hanya menambahkan beberapa hal terkait seluk beluk pernikahan. Sebelum menyampaikan materi, ustadz Hatta sempat bertanya pada kami semua.

“Di sini ada yang masih pacaran?”

… dan para peserta pun tidak ada yang menjawab…

“Tadi, pas akan masuk ke ruangan ini, saya sudah screening wajah-wajah kalian. Wajah-wajah yang pacaran akan kelihatan berbeda. Buat yang masih pacaran, saya tantang untuk segera mengambil hape. Buat yang tidak pacaran juga, silakan ambil hapenya.”

Karena disuruh memegang hape oleh ustadz Hatta, akupun ikut nyari-nyari hape dari dalam tas. Ternyata, ada sebuah SMS yang belum kubaca. SMS dari Oyiz.
Oyiz: “Eno (duduk) dimana?”
Aku: “Lha embuh.”
Oyiz: “Whe lha. Buka hape nunggu disuruh ust. Hatta.”
Aku: “Wkwkwk.”
“Sekarang saya tantang. Buat yang pacaran, silakan ketikkan ‘Kita putus’ lalu kirim ke pacar masing-masing. Buat yang tidak pacaran, silakan kirimkan SMS kepada orang tua masing-masing, memberitahukan bahwa kalian sedang mengikuti seminar pranikah. Berani?” lanjut ustadz Hatta. Samar-samar, aku mendengar suara yang berkata, “Berani!” berasal dari ukhty yang duduk di sampingku. Kalo dari penampilannya sih, tipikal ukhty yang menganut sistem ta’aruf. Wajahnya babyface bingit ig, masih muda belia keknya. :v

Tanpa mengirim SMS pemberitahuan bahwa aku sedang nyasar di seminar pranikah, ibuku juga tahu kalo aku sedang mengikuti bedah buku. Karena perginya aku udah minta izin, wew. Tapi ibuku tahunya aku sedang datang ke bedah buku tentang jodoh dan perjodohan dink, bukan datang ke seminar pranikah. Emangnya, beda antara keduanya apa? Bukannya sama aja ya? Mbuhlah. Dan aku pun nggak jadi mengirimkan SMS, seperti yang diperintahkan oleh ustadz Hatta tadi. Batal kirim SMS ke orang tua, eh malah SMS-an sama Oyiz.Wakakaka :v

“Saya yakin, semua mbak-mbak yang hadir di sini, pasti sudah siap untuk menikah. Ada yang belum siap menikah?” sebenarnya sih aku pengen angkat tangan, tapi kulihat tak ada ukhty-ukhty lain yang ikut angkat tangan, jadi kuurungkan niat. Takut kalo angkat tangan sendiri, trus diinterogasi macam-macam. Hiiiiyyyy. Ngeri bo’. .>_<.

Ustadz Hatta lalu bertanya pada peserta pria, siapa di antara mereka yang sudah siap menikah di tahun 2014 ini, dipersilakan untuk berdiri. Dan tiga orang laki-laki pun berdiri. Sisanya? Diam tak bergerak.

“Silahkan duduk kembali.” Seru ustadz Hatta kepada tiga laki-laki yang berdiri tadi.

“Apakah di antara mbak-mbak ini, ada yang berdesir hatinya ketika melihat tiga kandidat kita? Karena seperti yang sudah mbak Afra bilang tadi, bisa jadi, hati berdesir merupakan tanda bahwa kalian berjodoh.” lanjut ustadz Hatta.

Tak ada yang menjawab lah. Pasti malu lah. Karena peserta wanita diam saja, ustadz Hatta mengkomando ketiga pria tadi untuk berdiri sekali lagi, sambil menghadapkan wajah ke arah peserta wanita.

What happen next?

Aku memperhatikan reaksi para peserta wanita. Banyak juga para peserta wanita yang malah memalingkan wajah ke arah lain. Namun ada beberapa orang yang melihat ke arah tiga pria tadi, dan beberapa lainnya menjaga pandangan tetap lurus ke depan. “Ya, silakan duduk kembali.”

*Hoooii tadz, saya belum sempat melihat wajah mereka bertiga lho!* Eh, rapopo dink. Kalo berdesir malah gawat nantinya.

Karena sebelumnya ustadz Hatta sudah menyuruh peserta yang pacaran untuk memutuskan pacarnya, dengan senang hati ustadz Hatta menawarkan jasa, jika ketiga pria yang sudah siap menikah tadi menginginkan calon istri, ustadz Hatta akan mencarikan calonnya. “Mbak-mbak yang hatinya berdesir, bisa menghubungi saya nanti ya.” ~eceieee ciiieeehh ciiieeeehhh. Ihhhiiiirr. Cuit cuit cuit. *dikeplak rame-rame*

Pemaparan materi oleh ustadz Hatta pun selesai, dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab (lho, kapan mulainya emang? Materi yang disampaikan apaan? Nggak kutulis di sini donk). Dengan berakhirnya sesi tanya jawab, berakhir pula-lah acara seminar pranikah sekaligus bedah buku tersebut. Sayangnya, aku lupa mencatat apa saja pertanyaan dan jawaban pada sesi tanya jawab. Reporternya kurang kredibel nih. Mianhae. :v

Betewe, materi yang dipaparkan dalam seminar sekaligus bedah buku yang kuikuti tadi, aku posting di tulisan berikutnya yaaa. Have a nice day. Terimakasih sudah mampir dan membaca. Bye~


4 komentar:

  1. Ayo, enha, buruan lapor ke ustadz nya kalo hatinya berdesir :p *ditabok

    BalasHapus
    Balasan
    1. lha, akukan nggak lihat wajah mereka mbak. Gimana mau berdesir coba. :v

      Hapus
  2. Oh, intinya. Di seminar pranikah ini yang cewek pacaran disuruh putus, dan yang nggak disuruh kabarin ortunya kalau ikut seminar ini.

    Terus yang cowok disuruh berdiri bagi yang sudah siap nikah, dan yang berdiri ada 3 orang. Hmmm...

    Gitu doang kah?

    BalasHapus

Komentarmu tak moderasi, artinya ya aku baca dengan seksama, dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Komentarmu = Representasi dirimu.
Ojo saru-saru lan ojo seru-seru. Ok dab?