Selasa, 14 Oktober 2014

Tips Biar Cepat Ketemu Jodoh (Materi BBSSS part II)

Bismillah...

Kalo tulisan yang ini, ada nyrempet-nyrempet membahas bagaimana tips serta cara mencari jodoh yang baik dan benar. Cara mencari jodoh yang baik dan benar itu, gimana maksudnya? Maksudnya, ya sampe berujung ke pernikahan gitu. So, cekidot langsung ajadeh, mblo...

"Halah, kayak elu bukan jomblo aja."
Bukan donk. gw kan single. Single sama jomblo itu beda. Beda tingkat kengenesannya. Wakakaka :p

Ini dia tipsnya...


Dalam menjalin sebuah hubungan yang menjurus ke arah pernikahan, yang perlu diperhatikan adalah:
1.    Bagaimana aku?
2.    Bagaimana pasanganku?
3.    Bagaimana prosesnya?


  • BAGAIMANA AKU:

Fisik > fikriyah > ruhiyah

Fisik: kuat badan, kuat rahim, dan lain-lain. Contoh, siap nikah berarti harus siap hamil juga.
“Baru beberapa bulan nikah, kog hamil sih? Kenapa nggak nanti-nanti aja hamilnya…” itu yang dicontohkan mbak Afra. Padahal, kalo sudah siap nikah ya harus siap hamil. :v/

Mbak Afra juga menyayangkan generasi akhwat-akhwat sekarang ini yang agak ‘manja’ dan tidak suka berolahraga. Apalagi akhwat kos! Beli lauk atau beli makan ke warung yang jaraknya 200 meter saja, malas jalan kaki dan lebih memilih naik motor. Padahal latihan fisik itu penting, karena nanti kalo jadi ibu, harus bisa merawat anak-anak dan suami.

"Hayooo looh, rawat diri sendiri aja belum becus, masa’ mau rawat anak orang (anaknya mertua kamsudnya)."
Masuk akal

Fikriyah: siapkan dengan banyak belajar tentang pernikahan
Agar tidak kaget dengan seluk-beluk pernikahan, maka sebaiknya belajar dulu. Lha wong mau masuk sekolah favorit ato melamar kerja idaman aja pake belajar, masa’ mau memasuki jenjang baru kehidupan nggak ada persiapan, nggak belajar?! Logis kan? Logis donk.

Ruhiyah: kalo bisa, ketemu pasangan pas ruhiyah dalam kondisi tertinggi. Kalo ketemunya pas futur, kemungkinan pasangannya juga futur. Masuk akal. Logikanya begini, kriteria jodohmu tuh orangnya nggak nyemplang jauh-jauh amat denganmu. Kalo diibaratkan sandal, masa’ yang satu bagus yang satunya lagi butut?


  • BAGAIMANA JODOHKU:

Penyamaan visi > ikhtiar punya > tawakkal senantiasa
Ciiieeehhh, sekarang masuk pada bagian: bagaimanakah cara merencanakan jodoh yang baik dan benar. Lho, emang jodoh bisa dipilih? Nggak tahu, tapi keknya bisa diupayakan. Nanti enha ulas di hutang tulisan, yang enha sebut-sebut di posting sebelum-sebelum dan sebelumnya yaaa...

Penyamaan visi > harga mati
Bagian ini enha lupa mencatat penjelasannya. Atau memang nggak dijelaskan secara detil ya? Lupa. Jadi, enha jelaskan secara logika aja ya… Oia, CMIIW pliiisss… :v

“What is the meaning of your life? What is the purpose of your existence?” Pertanyaan itu sempat menggalaukan enha. Hidup yang baik dan benar adalah hidup yang ada tujuannya. Bukankah setiap hal yang diciptakan oleh Tuhan, pasti punya manfaat? Kalo batu saja ada manfaatnya, masa’ manusia yang bisa begini dan begitu, nggak ada manfaatnya? 

Sudah tahu tujuan hidup manusia di dunia untuk apa? Kalo bro-sist sudah pada tahu, berarti bro-sist sekalian mungkin juga sudah punya visi-misi hidup. Kalo belum… cepet cari wooooyy! Mau sampai kapan hidupmu nggak ada tujuannya?

Naaaah, kalo sudah punya visi misi, maka dalam merencanakan jodoh, akan lebih terarah lagi. Jodoh kita adalah partner of our life. Partner yang baik adalah partner yang punya persamaan visi dan misi, atau paling tidak, partner yang tidak akan menghambat visi-misi kita ke depannya. Kalo pernikahan diibaratkan bahtera (terinspirasi dari sebuah bab yang ditulis oleh mbak Riawani Elyta), maka harus ada persamaan tujuan antara para penumpangnya. Nggak lucu donk, kalo misal kapten kapal pengen pergi ke pulau C, tapi wakil kapten pengen pergi ke pulau T. Trus, anak buah kapalnya bagaimana? Anak buahnya kebingungan melihat kapten dan wakilnya beradu pendapat. *sekalian curcol*

Bisa diakali sih, mungkin dengan pergi ke pulau C dulu, baru setelah itu pergi ke pulau T. Tapi, dalam proses tadi, kemungkinan besar cek-cok tidak akan terhindarkan. Dan akibat paling buruk dari cek-cok yang bisa timbul adalah, kapten maupun wakil kapten akhirnya bubar jalan.

Ikhtiar ada
Selain menetapkan target, kita juga harus berusaha donk. Target ditetapkan, tapi gak ada usaha, sama aja bohong. :v

Trus usahanya apa?
Memantaskan diri, minta dicariin jodoh, daaaann, berdoa.

Oke, kali ini enha akan berbagi sedikit ilmu yang enha dapet dari seminar bang Ippho zaman bahuela. Kurang lebih, omongan bang Ippho, enha sarikan begini,
“Kalo sampe sekarang kalian belum ketemu jodoh juga, kalian harus memperbaiki diri. Bisa jadi, jodoh yang ditetapkan bagi kalian, berada di grade A (tingkat kepribadian yang bagus abis), sedangkan kalian masih berada di grade C. Jadi, agar ketemu dengan si jodoh, harusnya memperbaiki diri, biar grade-nya sama.”

Usaha yang kedua: jika merasa sudah pantas dan sudah siap untuk menikah, tapi jodoh belum ketemu juga, usaha yang harus dilakukan adalah dengan meminta bantuan orang lain untuk mencarikan jodoh. Yang sudah biasa dengar istilah ta’aruf pasti nggak aneh dengan usaha ini.

Bagi yang masih berpikir bahwa jodoh didapat dengan cara pacaran, tapi sampe sekarang belum berhasil nemu pacar juga, jangan malu-malu untuk minta bantuan dicarikan pasangan. Toh, pacaran nggak melulu berakhir dengan pernikahan (kasus yang beginian contohnya banyak. Males googling? enha udah cariin contoh tuh, terus baca aja tulisan ini, sampe ke bagian PROSES ya).

Kalo usaha pertama  dan usaha kedua sudah dilakukan, jangan lupa buat dibarengi dengan usaha ketiga: BERDOA. Lha, kalo ketiga usaha sudah dilakukan secara maksimal, dan belum ketemu juga? Yakin udah maksimal pol? Keep positive thinking. Enha tahu, ngemeng emang gampang, berbuat emang lebih susah daripada ngemeng doank. Tapi, daripada negative thinking, trus malah membuyarkan ‘tabungan reward’ usaha satu, dua, dan tiga; mendingan kan keep yang positif-positif aja, yes? Itung-itung nambah jumlah tabungan reward tha? Ya nggak?

“Banyak ngemeng kamu cyyyiin, emang kamu udah praktekin semuanya?”
Belooooomm. Enha masih tahap satu, tahap memperbaiki dan memantaskan diri. Memperbaiki diri itu, nggak bisa spontan mengubah semua kebiasaan cyyiiinn. Masa’ mau bagi-bagi ilmu musti nunggu enha bawa-bawa bukti praktek sih… .>o<.

"Idealnya sih begitu."

Ya wis, untuk lebih jelasnya, baca aja buku Sayap-Sayap Sakinah. *shameless promotion* #siapa tahu penulisnya baca posting ini #ngarep dapet buku edisi kedua GRATIS. :v

Tulisan-tulisan di bagian awal agak lebay sih, tapi semakin masuk ke bab pertengahan, lebay-nya lumayan ilang. Peace ya mbak-mbak sekalian. -_-v Mungkin selera baca saya yang terlanjur aneh.
Sayap-Sayap Sakinah
ini penampakan cover-nya (credit)


  • BAGAIMANA PROSESNYA

Proses pencarian jodoh tidak melulu melalui pacaran.
“Paling tidak, kita bisa membagi pacaran menjadi dua tipe, yakni pacaran serius dan pacaran just fun. Untuk ikhtiar perjodohan, tentunya pacaran serius yang diterapkan. Meski pada faktanya, pacaran just fun pun banyak yang akhirnya kebablasan dan terjadilah married by accident. Atau sebaliknya, ada juga pacaran serius yang ternyata terjadi bertahun-tahun lamanya dan tak kunjung berakhir pada pernikahan.” Hlm 56.
Bahkan, ada juga yang hampir menikah, tapi batal menikah. Susunan bahasanya aduhai? Biarin, wew. :p
“Contohnya cyiin?Kasus ini, kasus ini, kasus ini, dan kasus ini.


TIPS MAHA PENTING dari mbak Afra: Bagaimana Anda memilih pasangan, akan menentukan perkembangan eksistensi Anda. Jangan pilih calon pasangan yang akan menghambat perkembangan karakter Anda. Khusus bab ini, penjelasannya baca bab berjudul Sepasang Sendal Menuju Surga.

“Cih. Nggak niat banget berbagi ilmu lu cyin.”
Eerrrr… Di bedah buku nggak dibahas masalah ini soalnya. Dan biar bro-sist sekalian mau beli bukunya. *another shameless promotion*

Kalo ini pendapat pribadi mbak Afra: “Mendingan nikah sama yang hanif, tapi masih mau belajar. Daripada sama yang udah ngaji bertahun-tahun, tapi kolot.”
Begitchu.

Karena review-an kali ini sudah terlampau panjang dan mbleber ke mana-mana, enha akhiri sekian dulu. Pembahasan materi yang disampaikan oleh ustadz Hatta Syamsuddin, Lc., akan enha tulis di postingan berikutnya.

Akhir kata, kalo ada manfaatnya, silakan diambil. Kalo ada salah dan lebaynya, itu murni dari enha. Kritik, saran, dan masukan silakan dilayangkan di kotak komentar. Dan jangan lupa, CMIIW yaaa…

PS:

  • Label tulisannya pake enha's mind, karena apa yang enha tulis di sini, enggak semuanya dibahas di bedah buku.
  • *BBSSS: Bedah Buku Sayap-Sayap Sakinah
  • Denger-denger sih, ini denger-denger lho ya... selama bulan Dzulhijjah, buku Sayap-Sayap Sakinahnya di diskon menjadi 100 ribu/3 buah. Belum termasuk ongkir. Buruan beli, jadiin sebagai kado buat saudara, sahabat, tetangga, dan kenalan yang mau  nikah. Biar keluarga mereka SaMaRa.

Yang mau tanya-tanya sama penulisnya bisa kontak di:
@afifahafra79 atau
@RiawaniElyta

Bye bye~


8 komentar:

  1. Oalaaah, ini toh buku yang dipromosiin Enha dari kemarin2.. Kayanya pusing aku kalo baca buku soal nikah -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, memang buku di atas itu yang aku maksud. Baca donk, ya... :D
      Ga perlu pusing, nih buku nggak lebay-lebay amat dan nggak bikin mupeng-mupeng amat kog mbak. XD

      Hapus
  2. You know what?
    After reading this post I feel like we do not deserve to look for the partner yet before we are ready to get married. And somehow I feel this disturbs me. LOL

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ajaib! Merasa terganggu kok malah tertawa. Yang ada, biasanya kalo orang merasa terganggu tuh malah marah-marah lho. XD

      Hapus
    2. enggak salah fokus donk, kan gw fokusna ke kalimatmu yg ini, "And somehow I feel this disturbs me. LOL" Kebanyakan orang kan, kalo merasa terganggu malah marah-marah. Ya tha?

      Trus, kalo masalah tidak berhak mencari patner sebelum siap menikah, emangna patner apa dulu yg mau kamu cari? Kalo patner kerja, ya cari aja, ngapain musti nunggu siap nikah buat nyari patner kerja? :v

      Kalo patner hidup, nyari na mulai dari sekarang kekna juga gapapa. Tapi nyari na dengan cara yang betul, melalui proses yang baik. Contohna, memperbaiki diri dulu. Ntar kalo udah siap dan udah punya bekal memasuki fase baru kehidupan, pasti ditemuin sama patner yg udah disiapin Allah buatmu.

      So, sebetulna, galau ditinggal miss N, bukan masalah besar donk?! XD

      Hapus

Komentarmu tak moderasi, artinya ya aku baca dengan seksama, dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Komentarmu = Representasi dirimu.
Ojo saru-saru lan ojo seru-seru. Ok dab?