“Hari ini enaknya nulis apaan
eaa Cint?” tanya En pada Ha yang lagi kumat migrennya.
“Gue gak mao
ngapa-ngapain. Gue mao tidur aja! Beberapa hari ini gue kurang tidur. Bye”
jawab Ha seenaknya.
“Heh? Gitu aja?
Jangan donk, udah perlu apdet blog lagi nih. Biar Google nggak males meng-index
rumah kita ini.” En mulai merajuk.
“Kamu rewrite
aja skripsong kamu. Huahahaha.”
“Hmmm, ide yang
menarik. Aku kulik trus rewrite pendahuluannya ya.”
“Terserah. Gue mao
tidur. See ya.”
Beberapa puluh
menit kemudian...
“Ha, bangun donk.
Coba kau periksa hasil rewriteku ini.”
“Males baca.
Kepala gue cenut-cenut tahu! Kamu aja yang bacain dunk.”
“Oke, ehmm ehhm.
Setujukah kamu kalau ada pernyataan bahwa kita hidup di zaman yang sangat
mengandalkan media? Setiap hari, mau tidak mau kita pasti bersinggungan dengan
yang namanya media massa. Media massa seperti televisi, radio, majalah,
koran, bahkan internet telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidup
kita.” Cerocos En yang mulai membaca rewritenya.
“Riset yang
dilakukan oleh Veronis Suhler,[i]
menyatakan bahwa orang menghabiskan rata-rata 40 persen dari hari mereka dan 60
persen dari waktu bangun mereka, bersama media massa. Televisi rata-rata
dihidupkan lebih dari tujuh jam setiap hari.[ii]
Para remaja menghabiskan tiga sampai empat jam sehari, untuk mendengarkan musik
melalui radio atau CD.[iii] Bahkan anak yang berusia 6 bulan ditemukan menonton
televisi selama satu setengah jam setiap hari.[iv]”
Lanjut En.
“Huwaaa, ternyata
rata-rata kita cukup sering mengkonsumsi media massa ya?! Oke, teruskan
bacanya” Celetuk si Ha, mulai tertarik dengan rewritean yang dibaca En.
“Paparan media
yang cukup sering tadi, bisa membuat kita menjadi konsumtif terhadap apa
yang disajikan oleh media. Berbagai kebutuhan
sehari-hari kitapun juga dipilihkan oleh media massa. Apa yang kita bicarakan,
bagaimana kita mengutarakan pendapat, apa yang kita kenakan, apa yang kita
beli, dan apa yang kita lakukan; hampir bisa dikatakan juga dipengaruhi oleh
media. Hayooo, ngaku nggak kalau sebenernya
kita ini kecanduan sama yang namanya media massa?!” todong En.
“Iya, ya?! Internet
juga bagian dari media massa kan?! Berarti gue emang kecanduan. Haha. Teruskan
Say.”
Big Media (sumber: Iluminati Card Game) |
“Selain sebagai
sumber berita dan hiburan, media massa juga dianggap membawa pesan persuasi.
Sebagai agen penyampai informasi, media dituntut selalu netral dalam
setiap peliputan beritanya donk ya. Namun kenetralan ini kadang masih belum
dapat tercapai sepenuhnya. Why? Ini dikarenakan adanya berbagai kepentingan
yang bermain dalam media massa. Suka nonton berita Cint? Hati-hati saja! Karena
kita sudah mendekati masa-masa Pemilu 2014, jadi jangan heran kalau
banyak berita yang... Ya begitulah... haha.”
“Nggak niat banget
buat ngasih contoh sih lu?!”
“Biarin wew. Toh
udah bukan rahasia lagi, kalo media di Indonesia ya begini ini. Wkwkwk. Lanjut
ya?”
“Lanjuutt...”
“Alex Sobur[v] menyebutkan bahwa di samping kepentingan ideologi
antara masyarakat dan negara, dalam media massa juga terselubung kepentingan
yang lain; misalnya kepentingan kapitalisme pemilik modal, kepentingan
keberlangsungan lapangan kerja bagi karyawan, dan sebagainya. Dalam kondisi dan
posisi seperti ini, media massa tidak mungkin statis berdiri di tengah-tengah,
dia akan bergerak dinamis di antara pusaran-pusaran kepentingan yang
sedang bermain. Eh betewe, kepentingan pemilik media yang sekarang lagi tren,
tentunya pencitraan parpol para pemilik media kan Cint?”
“Au ah, jarang
nonton TV, jarang baca koran. Wekekeke.”
“Haha sama, aku
juga jarang nonton TV. Kuteruskan ya. Ehmm. Kebanyakan media massa adalah
campuran dari informasi, entertainment serta persuasi. Orang-orang membentuk opininya dari informasi, dan
interpretasi atas informasi itulah yang mereka terima. Ini berarti, bahkan liputan
berita sekalipun mengandung unsur persuasi.[vi]
Ulangi lagi ah, buat penegasan: Liputan Berita sekalipun, mengandung unsur
persuasi! Contohnya: persuasi yang sifatnya enggak langsung, semacam
liputan acara sebuah parpol yang bisa menimbulkan pencitraan baik misalnya.”
“Huhuhu, ngasih
contoh lainnya napa?”
“Dilarang protes.
Wew!”
“iya deh. Teruskan
bacanya. Gue ngedengerin aja.”
“Terusannnya besok
aja ya, aku mau ngerjain hal lainnya dulu. Hahaha.”
“Huuuu, dasar!”
“Hahaha. Lumayan
kan, buat nambah jumlah postingan!”
“Sak karepmu.
Gue mao tidur lagi deh kalo gitu. Bye.”
PS:
Posting nggak
jelas ini terinspirasi dari sebuah tulisan berjudul: Media Mainstream Dikuasai Partai Politik.
Special thanks for brader Ario Antoko yang udah ngelink ke blognya Prof.
Merlyna Lim. Enha jadi dapet tambahan referensi nih. Haha. For you all,
have a nice day. Oia, turut berduka cita atas wafatnya bapak Taufiq
Kiemas, semoga amal ibadahnya diterima oleh-Nya. Aamiin.
[i] John Vivian., Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2008).
[ii]Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, Human
Communication: Konteks-Konteks Komunikasi, terjemahan Dedy Mulyana. (Bandung :
PT Remaja Rosdakarya, 2001).
[iii]
Richard Jackson Harris A Cognitive Psychology of Mass Communication. (New
Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc., 2004).
[iv] Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, Loc.
Cit.
[v] Alex Sobur, Analisis Teks Media,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009).
[vi] Vivian, Op.Cit.
aku jarang nonton TV, kl internetan terus iya emang *toss dulu* :)
BalasHapusasyik... toss mbak :D
Hapusdi Jerman ada sinetron nggak ya? ('.')??
Aku jg jarang nonton tv, jrg ndengerin radio, jrg FBan skrg. Twitter jg gak srg.
Hapus# eniwei, klo soal pemilu...aku kok gk hbs pikir knp 2 thn sblm pemilu sdh bnyk poster mwndadak jd artis. Trs slogan yg isinya kampanye utk aktf mnggunakan hak suara jg 2 tahun sblm pemilu. Lha itu mau ngingetin apa ngledekin rakyat sbg populasi yg pelupa ya
* commentx jd nglantur*
Karena mbak Rie udah punya suami euy. hihi. Semoga langgeng sampai kakek-nenek. Aamiin. Tapi, punya suami keknya FB an juga perlu deh mbak: buat buka2 grup, nambah ilmu nambah wawasan, plus nambah daftar kegalauan. TT__TT
HapusSoal poster yg mendadak jadi artis, berarti mereka nyolong start donk ya? Apakah itu boleh? aku masih bau kencur nih, pengetahuan masih dangkal. T__T
Kalo poster ttg penggunaan hak, mungin karena masyarakat kita ini kebanyakan yg cuek bebek kali ya? Jadinya, dihimbau jauh2 hari supaya kita menjadikan itu sebagai prioritas kita? Tapi embuh dink.T__T
internet??
BalasHapussaya suka itu..slrrp
hahaa..
bener jg ya nha, hmpir smua waktu kita nyimpangny k media massa
internet spesial:
Hapusindomie telor pake kornet spesial.
haha...
Propicnya Ka ganti ternyata, mengingatkanku akan sosok Luna Maya, eh, Luna kucingnya Usagi.
Aaak! Kok bisa banyak gini referensinya? Jangan-jangan kamu...
BalasHapusjangan-jangan, semuanya berubah semenjak negara api menyerang!
HapusBukan. Ini pasti ulah Gorgom.
:v
Keren, alias ketek suren ... Hehehehee
BalasHapusmonyet sisiran?
Hapus-___-"
wekekeke
apaan neh ... #ngenges
Hapusnih ya, perasaan setiap kemarih, gw jadi tambah pinter ya, hmmm, yang nulisnya berdua apa sendiri neh ? #nuduh
Hapus^ketek suren XD
HapusNulisnya sendiri, ngedumelnya berdua -biar nggak disangka nggak waras-
hehehehehehe. :D
Btw, nanti kalo oom mangki jadi pinter, bisa kondangan ganti nama donk: Smart Monkey. Kondangannya aku diundang ya. :3
ngarep gitu punya nama kondang :P
Hapuskalo ngundang kamu, kira-kira bakalan ngabisin makanan banyak gak ya ???
tenang oom, makanku nggak banyak kog. :P
Hapushehehehehehehe. XD
Wah! Kritis lo En! Tp kayak gak ada ide, skripsong diposting? Entar ada yg nyontek gmn? Eh, suka2 elo ding! Hehehe,
BalasHapusHmmm... Menggelitik dumelan elo sama si Ha En! Walopun gue gak pernah kuliah di jurusan media, paling gak gue berurusan ama media setiap harinya. Gue yakin elo bisa keruk lebih dalam... Apakah media masuk dalam propaganda dan konspirasi? Knp itu gak dibahas? Sedangkan ilustrasi elo aja pake illuminati card.
Skarang gue boleh kan berpendapat? Gue bisa samain media ama dajal! Kalo kita terlalu bergantung pada media, boleh gue bilang kalo kita diperbudak dajal? Oke, ini alasan gue:
Media bisa diakses via monitor, lcd, led, hp, wide-screen, dll yg berlayar tunggal/satu. Inget! Dajal bermata satu!
Media berbasis kabel dan nirkabel tetep punya Kabel di server, di sirkuit, di perangkat dsb kruel2 dan kriting. Inget! Dajal berambut kriting!
Media melenakan kita, elo bilang nonton tipi aja bisa 7 jam shari, belom ngenetnya. Inget! Dajal juga melenakan manusia. Mengalihkan dari urusan akhirat ke urusan dunia.
Jngan musuhin gue ya En! Itu cuma pendapat gue ea... Gatel aja pengen ngomenin skripsong elo ini... ;-)
lanjut ke part II...
media= dajjal?
Hapusastaga, othak-athik gathuk keknya. wekekeke. XD
Hhhh, itulah ngak asiknya teori konspi rasi. Apa-apa dihubung-hubungin.
aku jd semakin mikirin makna dari kata2nya master E. Para penganut teori kons pirasi hanya melakukan cover up.
Pesan buat para penganut teori konspirasi sekalian: Lihatlah teori itu dari segala segi, jangan hanya dilihat klenik, mistis atau wahnya saja. Coba pandang dari segala sisi, sisi politik dan ekonomi misalnya. Karena "selalu ada sisi yang lain", dan cobalah ubah perspektif kalian. Meski berat, tapi kadang mengasyikkan lho. fufufufu.
kalau menurutku, media yang dimiliki partai X, maka partai tersebut akan diberitakan yang baik-baik saja oleh media tersebut :D
BalasHapusiyaaaa sepakat...
HapusTT__TT
Enha, boleh nggak aku copas sebagai referensi jurnalku?
BalasHapusjurnal ilmiah?
Hapus:')
Tersanjung nih kak. silakan dicopas kakak. :')
Tapi penulis yg nggak kredibel, bisa jd referensi jurnal ya?
~wew, ge-er kau En! Yang mau dicopas kan quotenya para master di atas yg kau kutip. Haha.
~Ah iyanih aku ge-er, Betewe silakan dicopas kak. Nggak apa-apa kog :3
iyaa enhaaa, yang mau ku-copas quote si master-master yang bercetak tebal itu ^^ nice sharing enhaaaa!! Insya Allah ntar enha bisa bikin quote juga :)
Hapussilakan di-copas kakak. :)
HapusAamiin doanya. :')
curcol ya
BalasHapusnggak donk...
Hapushihihi.
:3
tulisan inimah, labelnya bukan curcol Cing. wkwkwk.
:p