Quotenya salah satu member Grup Intelijen |
Galaukah kita ketika harga Bahan Bakar
Minyak naik? Ada yang galau, dan ada yang tidak. Itu semua tergantung dari hati
kita, bagaimana menyikapinya.
Ada yang menolak, namun ada pula yang
bersorak. Setiap hal pasti selalu mempunyai dua sisi, ada juga sebab dan
akibat. Akibat pasti tak akan terjadi jika tidak dipicu oleh sebab. Apakah
sebab dari harga BBM yang naik? Anggaran negara bisa jebol, katanya.
Lalu ada pakar yang mengatakan bahwa
sebenarnya hitung-hitungan pemerintah salah: Anggaran negara tak akan jebol
walau harus mengeluarkan subsidi. Debat pun mulai bermunculan di sana-sini.
Bahkan ada yang sampai berdemo dengan anarki, katanya.
Pemberian kompensasi pun direncanakan. Ada
yang bilang, uangnya tidak akan cukup. Ada juga yang bilang, “Ini bakal jadi
ladang korupsi!” Rakyat kecil tak akan memikirkan seberapa efektifkah pemberian
kompensasi ini. Mereka hanya berharap, bisa membeli sembako, bisa menyekolahkan
anak-anaknya, dan bisa berobat ketika sakit. Bukankah rencana pemerintah
terdengar menjanjikan?
Okelah, demo dan protes kalian tidak
membuat pemerintah mengurungkan niatnya. Toh harga BBM tetap naik juga. Dan apa
yang harus kita lakukan ketika semuanya sudah terjadi? Yang harus terjadi, maka
terjadilah. Kita harus percaya, bahwa dibalik setiap musibah, pasti akan ada
hikmah. Introspeksi diri, dan ambil himahnya.
Dunia akan terasa lebih indah jika kita
tak berpikiran buruk pada orang lain. Biarlah Tuhan yang menilainya. Tuhan-lah
yang mengatur segala rezeki bagi makhluk-makhluk-Nya. Meski harga BBM naik dan
harga sembako ikut naik, tapi rezeki kita
tetap berasal dari Tuhan kan? Dan bukankah kita tahu, bahwa Tuhan itu
Maha Adil, Maha Berkehendak, Maha Mengetahui, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang?
Biar kusampaikan sebuah pesan yang pernah
aku terima, ketika mengikuti seminarnya Ippho Santosa. Ada tiga hal yang dapat
menghalangi rezekimu. Tiga hal ini disingkat sebagai 3D: Dengki, Dendam,
Dongkol.
Meski seberat apapun efek yang ditimbulkan
oleh kenaikan harga BBM ini, maka jangan pernah dengki, dendam, maupun dongkol
dengan pemerintah. Karena ketiga macam penyakit hati tadi, hanya akan
menghambat rezeki kita.
Kecewa dengan pemerintah boleh saja, tapi
jangan sampai penyakit tumbuh dalam hati kita. Jalan yang terbaik agar kelak
kalian tidak kecewa lagi, pada pemilu yang berikutnya pilihlah pemimpin yang
benar-benar peduli pada negara dan rakyatnya.
Lantas, bagaimana cara mengetahui, siapa
sosok pemimpin yang benar-benar peduli pada negara dan rakyatnya? Karena logika
bisa dikelabui oleh fakta-fakta yang salah, maka: perbaiki diri, perbaiki hati.
Biarkan Tuhan yang membimbingmu, melalui hatimu.
PS:
Meehh, melenceng dari topik aslinya.
--___--“
Btw, untuk bacaan seputar menyikapi
kenaikan harga BBM, yang lebih komplet tentunya, silakan menuju blognya brader Rohis Facebook.
Semoga harimu menyenangkan, Bye~~
aku enjoy aja.. heee
BalasHapushehehe...
Hapus:D
sepakat, kalau dipikir berat marai stress ya ? :)
BalasHapusiya mbak, marai stress, mood ilang. Padahal yg lagi dipikirin (rakyat kecilnya), mungkin nggak akan mikir jauh2 sampe kemungkinan akan adanya korupsi. Mereka sih, pasti akan suka-suka aja diberi uang kompensasi.
HapusSaya tidak peduli dengan kenaikan BBM, actually. Saya pikir, harga BBM sebetulnya sudah sepantasnya tinggi. Pemerintah dan masyarakat semuanya semena-mena, jadi saya tidak ingin menyalahkan siapa pun. [komentar super cuek]
BalasHapuspemerintah dan masyarakat semena-mena? Wadoo, mungkin ada yang kulewatkan?
HapusAda alasannya kan, kenapa bro Falzart setuju kalo harga BBM tinggi? share donk, alasannya. :D
Semena-mena...
HapusKenaikan harga tidak sebanding dengan kenaikan BBM. Terlalu mencari untung. Pemerintah juga tidak tepat sasaran dengan kompensasinya. Banyak yang nggak dapat kan? Yang setengah mati sebetulnya adalah mereka yang tidak punya rencana 'hidup'.
Harga BBM kalau terlalu banyak subsidinya malah menyebabkan penyelundupan BBM yang merugikan negara. Kalau harga BBM sama dengan harga rata-rata di luar negeri, apa untungnya 'mereka' menyelundupkan BBM ke luar negeri? Maksudku, ini sudah masalah lama.
iya, ada yg bilang kompensasinya malah jadi ladang baru buat di korup. Miris.
HapusTapi apa mau dikata, kalo harga BBM udah naik, trus beneran nggak ada kompensasi. Bukankah kasihan mereka2 yg nggak bisa beli sembako gara2 harga bahan pokok ikut naik, sedangkan penghasilan tetap? Terkait nanti efektif enggaknya, mungkin perlu ada pengkajian khusus. Eh, apa sudah ada ya? nggak tau deh.
Subsidi BBM yg menikmati orang kaya (katanya, coz aku nggak tahu sendiri sih, aku bukan pengamat politik ataupun pakar ekonomi). Trus yang dikuatirkan rakyat: harga2 lainnya, semisal harga bahan pokok ikut naik seiring dg naiknya harga BBM. Trus, kalo dana subsidinya dialihkan, takutnya malah dikorupsi, trus, trus, trus, aaaaarrrggghhh. Aku masih harus banyak belajar. Aku capek.
Biarlah yang niatnya enggak baik, kita doakan saja semoga mereka dibukakan mata hatinya.
Ini kan Indonesia, En. Udah lupa ya? LOL
Hapusiya, Indonesia. Semoga Indonesia bisa berubah menjadi bangsa yg super.
HapusEnjoy bukan berarti cuek dan gk mikir lho, seolah2 gk ngaruh aja.. *smile, org kayak aja mikir apalg kita yg cuma mahasiswa atw pengusaha kecil tp yg dimaksud enjoy itu tetap jg keimanan termasuk jgn putus asa dan jgn brprasangka buruk, pengaruhx kita jdikan cemeti aja tuk lbh giat lg nyari duit!
BalasHapusmakasih ya dik sdh menautkan link sy.., *smile
Kan sekarang harga BBMnya udah terlanjur naik kak. Jadi sekarang mikirnya bukan pro-kontranya lagi, tapi bagaimana meminimalisir efek yg akan ditimbulkannya, begitukah?
Hapussama-sama...
:v btw, bukannya dulu kakak Rohis protes, waktu saya panggil kakak? :v
masih nggak habis pikir sama yang pro BBM naik.... Gilakkk!!!! Ngomong ga dipikir dulu... Negara kaya minyak kayak Indonesia harusnya BBM bisa murah, seperti di Ekuador...
BalasHapusdan katanya lagi, BBM kita yg di ekspor keluar negeri kualitasnya lebih bagus dibanding yg dijual di dalam negeri. Trus, meski kita punya minyak, kita masih butuh impor minyak dari luar buat menuhin permintaan dalam negeri. Trus, kalo kita musti impor, kenapa cadangan minyak sendiri malah diekspor? errrgghh, aku bingung nih, sepertinya aku masih harus banyak belajar.
HapusPerjalanan panjang masih berjalan, BBM bukan halangan. Mudah-mudahan kran rezeki kita semua lebih diberi kelancaran :D
BalasHapusaamiin.
Hapus:D
Sebungkus rokok yg biasa gue beli harganya 2 kali lipat harga bensin sekarang. So, no more galau ... :-)
BalasHapuswith or without galau, life must go on.
Hapusayeeey captain.
Kami di kalimantan biasa aja kok. Heheheh mau naik 2000 kek, 5000 kek atau apalah, bagi kami tidak masalah, yang penting stock BBM ada terus di SPBU. Di tempat saya dulu harga bensin sempat meroket sampai 40ribu per liter lohh, mana susah lagi nyarinya. Tapi kami tak cengeng. Heheheh
BalasHapus40 ribu, seliter?
HapusRruuar biasa.
T__T
Tapikan waktu itu, harga-harga sembako nggak ikutan naik kan bro?
Rakyat Indonesia memang super sekali.
iya juga, dari pada pusing mikiran BBM, mending mikirin yang lain ya. Masih banyak yang perlu kita pikirkan, biarkan BBM dipikir ma para yang katanya wakil rakyat tu.
BalasHapusSemoga semuanya mendapat skenario yang terbaik. ^^
Hapus