Selasa, 02 Juli 2013

Harga BBM Naik? Bawa Enjoy Aja Yuk...


Quotenya salah satu member Grup Intelijen
Quotenya salah satu member Grup Intelijen

Galaukah kita ketika harga Bahan Bakar Minyak naik? Ada yang galau, dan ada yang tidak. Itu semua tergantung dari hati kita, bagaimana menyikapinya.

Ada yang menolak, namun ada pula yang bersorak. Setiap hal pasti selalu mempunyai dua sisi, ada juga sebab dan akibat. Akibat pasti tak akan terjadi jika tidak dipicu oleh sebab. Apakah sebab dari harga BBM yang naik? Anggaran negara bisa jebol, katanya.

Lalu ada pakar yang mengatakan bahwa sebenarnya hitung-hitungan pemerintah salah: Anggaran negara tak akan jebol walau harus mengeluarkan subsidi. Debat pun mulai bermunculan di sana-sini. Bahkan ada yang sampai berdemo dengan anarki, katanya.

Pemberian kompensasi pun direncanakan. Ada yang bilang, uangnya tidak akan cukup. Ada juga yang bilang, “Ini bakal jadi ladang korupsi!” Rakyat kecil tak akan memikirkan seberapa efektifkah pemberian kompensasi ini. Mereka hanya berharap, bisa membeli sembako, bisa menyekolahkan anak-anaknya, dan bisa berobat ketika sakit. Bukankah rencana pemerintah terdengar menjanjikan?

Okelah, demo dan protes kalian tidak membuat pemerintah mengurungkan niatnya. Toh harga BBM tetap naik juga. Dan apa yang harus kita lakukan ketika semuanya sudah terjadi? Yang harus terjadi, maka terjadilah. Kita harus percaya, bahwa dibalik setiap musibah, pasti akan ada hikmah. Introspeksi diri, dan ambil himahnya.

Dunia akan terasa lebih indah jika kita tak berpikiran buruk pada orang lain. Biarlah Tuhan yang menilainya. Tuhan-lah yang mengatur segala rezeki bagi makhluk-makhluk-Nya. Meski harga BBM naik dan harga sembako ikut naik, tapi rezeki kita  tetap berasal dari Tuhan kan? Dan bukankah kita tahu, bahwa Tuhan itu Maha Adil, Maha Berkehendak, Maha Mengetahui, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang?

Biar kusampaikan sebuah pesan yang pernah aku terima, ketika mengikuti seminarnya Ippho Santosa. Ada tiga hal yang dapat menghalangi rezekimu. Tiga hal ini disingkat sebagai 3D: Dengki, Dendam, Dongkol.

Meski seberat apapun efek yang ditimbulkan oleh kenaikan harga BBM ini, maka jangan pernah dengki, dendam, maupun dongkol dengan pemerintah. Karena ketiga macam penyakit hati tadi, hanya akan menghambat rezeki kita.

Kecewa dengan pemerintah boleh saja, tapi jangan sampai penyakit tumbuh dalam hati kita. Jalan yang terbaik agar kelak kalian tidak kecewa lagi, pada pemilu yang berikutnya pilihlah pemimpin yang benar-benar peduli pada negara dan rakyatnya.

Lantas, bagaimana cara mengetahui, siapa sosok pemimpin yang benar-benar peduli pada negara dan rakyatnya? Karena logika bisa dikelabui oleh fakta-fakta yang salah, maka: perbaiki diri, perbaiki hati. Biarkan Tuhan yang membimbingmu, melalui hatimu.


PS:
Meehh, melenceng dari topik aslinya. --___--“
Btw, untuk bacaan seputar menyikapi kenaikan harga BBM, yang lebih komplet tentunya, silakan menuju blognya brader Rohis Facebook.
Semoga harimu menyenangkan, Bye~~

22 komentar:

  1. sepakat, kalau dipikir berat marai stress ya ? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, marai stress, mood ilang. Padahal yg lagi dipikirin (rakyat kecilnya), mungkin nggak akan mikir jauh2 sampe kemungkinan akan adanya korupsi. Mereka sih, pasti akan suka-suka aja diberi uang kompensasi.

      Hapus
  2. Saya tidak peduli dengan kenaikan BBM, actually. Saya pikir, harga BBM sebetulnya sudah sepantasnya tinggi. Pemerintah dan masyarakat semuanya semena-mena, jadi saya tidak ingin menyalahkan siapa pun. [komentar super cuek]

    BalasHapus
    Balasan
    1. pemerintah dan masyarakat semena-mena? Wadoo, mungkin ada yang kulewatkan?
      Ada alasannya kan, kenapa bro Falzart setuju kalo harga BBM tinggi? share donk, alasannya. :D

      Hapus
    2. Semena-mena...
      Kenaikan harga tidak sebanding dengan kenaikan BBM. Terlalu mencari untung. Pemerintah juga tidak tepat sasaran dengan kompensasinya. Banyak yang nggak dapat kan? Yang setengah mati sebetulnya adalah mereka yang tidak punya rencana 'hidup'.

      Harga BBM kalau terlalu banyak subsidinya malah menyebabkan penyelundupan BBM yang merugikan negara. Kalau harga BBM sama dengan harga rata-rata di luar negeri, apa untungnya 'mereka' menyelundupkan BBM ke luar negeri? Maksudku, ini sudah masalah lama.

      Hapus
    3. iya, ada yg bilang kompensasinya malah jadi ladang baru buat di korup. Miris.

      Tapi apa mau dikata, kalo harga BBM udah naik, trus beneran nggak ada kompensasi. Bukankah kasihan mereka2 yg nggak bisa beli sembako gara2 harga bahan pokok ikut naik, sedangkan penghasilan tetap? Terkait nanti efektif enggaknya, mungkin perlu ada pengkajian khusus. Eh, apa sudah ada ya? nggak tau deh.

      Subsidi BBM yg menikmati orang kaya (katanya, coz aku nggak tahu sendiri sih, aku bukan pengamat politik ataupun pakar ekonomi). Trus yang dikuatirkan rakyat: harga2 lainnya, semisal harga bahan pokok ikut naik seiring dg naiknya harga BBM. Trus, kalo dana subsidinya dialihkan, takutnya malah dikorupsi, trus, trus, trus, aaaaarrrggghhh. Aku masih harus banyak belajar. Aku capek.

      Biarlah yang niatnya enggak baik, kita doakan saja semoga mereka dibukakan mata hatinya.

      Hapus
    4. Ini kan Indonesia, En. Udah lupa ya? LOL

      Hapus
    5. iya, Indonesia. Semoga Indonesia bisa berubah menjadi bangsa yg super.

      Hapus
  3. Enjoy bukan berarti cuek dan gk mikir lho, seolah2 gk ngaruh aja.. *smile, org kayak aja mikir apalg kita yg cuma mahasiswa atw pengusaha kecil tp yg dimaksud enjoy itu tetap jg keimanan termasuk jgn putus asa dan jgn brprasangka buruk, pengaruhx kita jdikan cemeti aja tuk lbh giat lg nyari duit!

    makasih ya dik sdh menautkan link sy.., *smile


    BalasHapus
    Balasan
    1. Kan sekarang harga BBMnya udah terlanjur naik kak. Jadi sekarang mikirnya bukan pro-kontranya lagi, tapi bagaimana meminimalisir efek yg akan ditimbulkannya, begitukah?

      sama-sama...
      :v btw, bukannya dulu kakak Rohis protes, waktu saya panggil kakak? :v

      Hapus
  4. masih nggak habis pikir sama yang pro BBM naik.... Gilakkk!!!! Ngomong ga dipikir dulu... Negara kaya minyak kayak Indonesia harusnya BBM bisa murah, seperti di Ekuador...

    BalasHapus
    Balasan
    1. dan katanya lagi, BBM kita yg di ekspor keluar negeri kualitasnya lebih bagus dibanding yg dijual di dalam negeri. Trus, meski kita punya minyak, kita masih butuh impor minyak dari luar buat menuhin permintaan dalam negeri. Trus, kalo kita musti impor, kenapa cadangan minyak sendiri malah diekspor? errrgghh, aku bingung nih, sepertinya aku masih harus banyak belajar.

      Hapus
  5. Perjalanan panjang masih berjalan, BBM bukan halangan. Mudah-mudahan kran rezeki kita semua lebih diberi kelancaran :D

    BalasHapus
  6. Sebungkus rokok yg biasa gue beli harganya 2 kali lipat harga bensin sekarang. So, no more galau ... :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. with or without galau, life must go on.
      ayeeey captain.

      Hapus
  7. Kami di kalimantan biasa aja kok. Heheheh mau naik 2000 kek, 5000 kek atau apalah, bagi kami tidak masalah, yang penting stock BBM ada terus di SPBU. Di tempat saya dulu harga bensin sempat meroket sampai 40ribu per liter lohh, mana susah lagi nyarinya. Tapi kami tak cengeng. Heheheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. 40 ribu, seliter?
      Rruuar biasa.
      T__T

      Tapikan waktu itu, harga-harga sembako nggak ikutan naik kan bro?
      Rakyat Indonesia memang super sekali.

      Hapus
  8. iya juga, dari pada pusing mikiran BBM, mending mikirin yang lain ya. Masih banyak yang perlu kita pikirkan, biarkan BBM dipikir ma para yang katanya wakil rakyat tu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga semuanya mendapat skenario yang terbaik. ^^

      Hapus

Komentarmu tak moderasi, artinya ya aku baca dengan seksama, dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Komentarmu = Representasi dirimu.
Ojo saru-saru lan ojo seru-seru. Ok dab?